Edisi: 1.174
Halaman 2
Integritas |Independen |Kredibel
KUPANG TIMES - 'Makan Siang Gratis mungkin akan jadi aib, selayaknya food estate yang digalakan, tanam singkong tumbuh jagung dalam polybag, diatas hamparan hutan yang telah gundul,
Kami akan mengawal semoga janji-janji itu dapat terpenuhi sebagai bukti bahwa; kami salah menilai.. bahwa; benar, kalian ingin membawa bangsa ini menuju harapan emas bukan mimpi buruk bangsa.'
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana, mengatakan, sesuai arahan Presiden RI, Prabowo Subianto, ingin nol insiden keracunan makan bergizi gratis.
Namun, Insiden keracunan makanan masih terus menyelimuti program Makan Bergizi Gratis (MBG)
Kasus keracunan makanan tersebut, mendapat kritik keras dan sorotan tajam dari berbagai kalangan, salah satunya adalah Pemerhati Politik, Muzeis W. P.
berikut ulasannya;
mengawali tulisan ini, saya mengutip kembali sepenggal kalimat diatas dari artikel berjudul: “Hilir tanpa Hulu” Muzeis, 19 Feb 2024.
artikel yang berisi analisa cerdas, mengupas program andalan Prabowo-Gibran saat Kampanye Pilpres, yang dinilai sebagai program tanpa kajian dan prediksi kegagalan dari program tersebut.
Yaa.. bagaimana tidak; program yang di desain dengan orientasi marketing, memanfaatkan kelemahan sebagian besar rakyat Indonesia 25,90 Juta Jiwa Rakyat Miskin (per-Maret 2023) yang memiliki karakter gratisan apalagi yang berhubungan dengan urusan perut.
selain itu, nama program yang berubah-ubah, mulai dari; makan siang gratis dirubah menjadi makan pagi gratis, kemudian berubah lagi menjadi sarapan bergizi gratis dan berubah lagi yang terakhir menjadi Makan Bergizi Gratis, dengan menghilangkan unsur waktu pada nama program.
tanpa berpikir rasional, rakyat seakan terhipnotis dengan marketing bersimbol makan gratis.
ini yang saya sebut sebagai Racun atau meracuni.
artinya; program ini sejak awal telah meracuni rasionalitas penduduk Indonesia dan dalam pelaksanaannya mulai dari 6 Januari 2025 sampai dengan bulan September ini tercatat beberapa kasus dari program ini menjadi racun dalam tubuh anak-anak sekolah yang adalah generasi dan masa depan bangsa.
Konon program ini, diharapkan, mampu meningkatkan kualitas pelajar Indonesia di masa depan.
Namun, apa yang diharapkan dari program tanpa kajian bahkan asal jadi dan terkesan dipaksakan demi janji politik.? Kenyataan di lapangan berkata lain, kualitas yang dihasilkan adalah kualitas bakteri Escherichia coli dan Salmonella yang terkandung dalam menu MBG (hasil Uji Lab. Badan Gizi Nasional)
Wikipedia 12 September 2025, tercatat 51 kasus dengan jumlah korban keracunan 4.995 siswa tersebar di beberapa daerah di Indonesia dalam 8 bulan di Tahun 2025.
dan Temuan Institute For Development Of Economics and Finance (INDEF) menyebutkan sebanyak lebih dari 4.000 Siswa menjadi korban keracunan yang mencakup Siswa dari jenjang taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas.. angka yang fantatis bukan.!
menurut saya, program ini sudah gagal di tahun pertama, perlu adanya evaluasi mendalam, bahkan bila perlu pemerintah harus berbesar hati dengan menghentikan program ini dan menggantinya dengan program SEKOLAH GRATIS.
Karena arahan Undang-Undang Pemerintah hanya bertanggung-jawab mencerdaskan kehidupan bangsa.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Politik, Kesehatan, Pendidikan,
| Penulis: MP
| Editor: W.J.B
| Sumber: BGN, Wikipedia,
| Penerbit: Kupang TIMES