Kredit Perbankan IDR 2.372,11 Triliun Nganggur.? Bank Indonesia: 'Pengusaha Wait and See.!'

Edisi: 1.173
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel

      Potret: KT|Properti

JAKARTA, KUPANG TIMES - 'Rasio Kredit Perbankan menganggur terbesar, terutama pada sektor; industri, pertambangan, jasa dunia usaha dan perdagangan.'

Bank Indonesia mencatat ada dana kredit perbankan yang menganggur atau undisbursed loan sebesar IDR 2.372,11 Triliun pada Agustus 2025. 

Jumlah tersebut, setara 22,71% dari plafon kredit yang tersedia di perbankan.

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan, kondisi tersebut terjadi, karena suku bunga kredit masih tinggi.

ini yang menyebabkan pelaku usaha masih 'wait and see.'

oleh karena itu, pelaku usaha memilih memanfaatkan dana internal untuk membiayai bisnis.

“Perkembangan ini mengakibatkan fasilitas pinjaman yang belum dicairkan masih cukup besar."|Perry (Gubernur BI) dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI, Rabu, (17/09/25) 

Perry,  mengatakan, undisbursed loan terbesar terutama pada sektor industri, pertambangan, jasa dunia usaha, dan perdagangan, dengan jenis kredit modal kerja. 

Catatan BI tersebut, mengemuka di tengah kebijakan Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa yang mengguyur dana sebesar IDR 200 Triliun ke 5 (lima) bank milik negara. 

Purbaya meminta duit tersebut, untuk menambah likuiditas sekaligus mengalir menjadi kredit agar menghidupkan mesin ekonomi. 

Namun, data kredit yang menganggur membuktikan bahwa likuiditas perbankan tersedia. 

hanya kredit tersebut tidak mengucur ke korporasi ataupun konsumen.

Perry, mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan perlu terus didorong untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. 

per-Agustus 2025, pertumbuhan kredit tercatat di posisi 7,56% dari 7,03% pada bulan sebelumnya.

Perry, mengatakan, dari sisi permintaan, kredit belum kuat, karena dipengaruhi oleh sikap menunggu pelaku usaha. 

“Pertumbuhan kredit perbankan perlu terus didorong."|Perry (Gubernur BI)

Perry, mengatakan, dari sisi penawaran, kenaikan kredit didukung oleh longgarnya likuiditas perbankan sebagaimana tercermin dari tingginya Rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga sebesar 27,25% pada Agustus 2025 sejalan dengan ekspansi likuiditas moneter dan KLM Bank Indonesia, serta minat penyaluran kredit perbankan yang membaik sebagaimana tecermin pada persyaratan pemberian kredit (lending requirement).

Namun demikian, tingginya suku bunga kredit masih menjadi salah satu faktor penahan peningkatan kredit atau pembiayaan lebih lanjut untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. 

Bank Indonesia terus berkoordinasi dengan Pemerintah dan KSSK untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan."|Perry (Gubernur BI)

Secara keseluruhan, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan pada 2025 berada dalam kisaran 8-11%. 

Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada semester II atau hingga akhir 2025 di kisaran 4,6-5,4%. 

BI, mengatakan, pertumbuhan ekonomi pada sisa akhir tahun ini bisa meningkat karena belanja pemerintah. 

Perry optimistis pertumbuhan ekonomi pada semester II membaik. 

“dengan penguatan sinergi kebijakan Bank Indonesia dan pemerintah tersebut, pertumbuhan ekonomi semester II 2025 diperkirakan membaik sehingga secara keseluruhan akan berada di atas titik tengah kisaran 4,6–5,4 persen."|Perry (Gubernur BI)

Perry, mengatakan, pada semester II 2025, Perry menuturkan, ada indikator bahwa konsumsi rumah tangga masih lemah. 

Kondisi tersebut dipengaruhi oleh menurunnya ekspektasi konsumen, khususnya kelompok menengah ke bawah dan terbatasnya lapangan pekerjaan.

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Keuangan, Perbankan, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: Bank Indonesia, 

| Penerbit: Kupang TIMES

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®