Edisi: 1.187
Halaman 2
Integritas |Independen |Kredibel
JAKARTA, KUPANG TIMES - 'dibutuhkan setidaknya USD 80 Miliar untuk membangun 'Giant Sea Wall.'
Siapa yang Pertama Kali mencetuskan Mega Proyek tersebut.?
Presiden RI, Prabowo, mengatakan, Tanggul Laut Raksasa /atau Giant Sea Wall di pantai utara Jawa (Pantura), rencananya, akan dibangun sepanjang 500 kilometer dari Banten hingga Gresik, Jawa Timur.
anggaran yang dibutuhkan untuk merealisasikan mega proyek tersebut, mencapai USD 80 Miliar /atau sekitar IDR 1.280 Triliun (asumsi Kurs IDR 16.000 per-USD
“Kita gunakan kekuatan kita sendiri."|Prabowo (Presiden RI), saat menghadiri acara International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 di Jakarta, Kamis, (12/06/25) lalu.
dimulai dari Pemprov DKI Jakarta yang Menggandeng Pemerintah Belanda,
secara historis, wacana proyek tanggul laut raksasa telah digaungkan Gubernur DKI Jakarta (2007-2012) Fauzi Bowo /atau akrab disapa Foke.
dilansir dari Makalah Kebijakan Selamatkan Teluk Jakarta oleh: Koalisi Pakar Interdisiplin (2017), setelah banjir rob parah pada 2007.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta merancang sistem tata kelola banjir pesisir yang akan dilaksanakan pada 2009-2012.
Pemprov DKI Jakarta, melibatkan, pemerintah pusat melalui; Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).
tidak hanya itu, konsorsium Partners voor Water dari pihak Pemerintah Belanda juga turut serta.
Rancangan sistem pertahanan laut tersebut, kemudian dikenal dengan nama Jakarta Coastal Defense System (JCDS) /atau Strategi Pertahanan Pesisir Jakarta (SPPJ).
dalam rencana induk (masterplan), program unggulan dari JCDS adalah pembangunan tanggul laut raksasa yang dikenal sebagai Jakarta Giant Sea Wall.
selain itu, mengutip Jurnal Transformasi Sosial (2017), program JCDS pun telah diadopsi dalam Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2030.
di sisi lain, pemerintah pusat melalui Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian juga menyusun sistem tata kelola banjir pesisir melalui National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) /atau Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN).
NCICD ingin mengembangkan proyek tanggul laut raksasa JCDS menjadi lebih megah, berbentuk menyerupai burung garuda, yang dinamai sebagai Garuda Megah.
Baik JCDS maupun NCICD, keduanya tetap memerlukan duit yang fantastis.
JCDS membutuhkan anggaran sebesar USD 3,63 Miliar untuk Tahap Pertama, USD 10,12 Miliar untuk Tahap Kedua dan USD 12,11 Miliar pada Tahap Ketiga.
Sementara itu, estimasi biaya untuk program NCICD tahap A dan B sekitar USD 40 Miliar.
direncanakan sejak era Presiden Ke-2 RI, Soeharto,
Presiden RI, Prabowo, mengatakan, rencana pembangunan tanggul laut raksasa sudah masuk dalam perencanaan Kementerian PPN/Bappenas pada 1995 di era Presiden Ke-2 RI, Soeharto.
oleh karena itu, Presiden RI, Prabowo, ingin implementasi giant sea wall tidak lagi ditunda-tunda.
“bayangkan sejak tahun 1995, 30 tahun lalu, kalau tidak salah ya.., tapi, kita tidak berkecil hati,
sekarang tidak ada lagi penundaan, sudah enggak perlu lagi banyak bicara, kita kerjakan itu segera."|Prabowo (Presiden RI), saat memberikan sambutan dalam acara ICI 2025 di Jakarta, Kamis, (12/06/25).
seirama dengan Presiden RI, Prabowo, utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi, Hashim Sujono Djojohadikusumo, sebelumnya mengatakan bahwa; tanggul laut raksasa mulai dirancang sejak 1994, karena Pemerintah Orde Baru sudah melihat ancaman berupa; kenaikan permukaan air laut.
Namun, proyek giant sea wall belum tereksekusi hingga kini.
“It’s never too late (tidak pernah terlambat) bagi kita untuk bertekad melindungi jutaan hektare lahan sawah yang paling produktif dan paling subur,
itu terletak di pantai utara Pulau Jawa."|Hashim (utusan Presiden Bid. Iklim dan Energi), saat menghadiri acara ESG Sustainable Forum 2025, Jum'at, (31/01/25), dikutip dari Antara.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Pembangunan, Keuangan,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Kemensetneg RI,
| Penerbit: Kupang TIMES