Presiden AS, Donald Trump JADIKAN Gaza Neraka JIKA Hamas TIDAK Bebaskan Para Sandera.?

Edisi: 1055
Halaman 2
Integritas |Independen |Kredibel

       Potret: shutterstock|Properti

WASHINGTON DC, KUPANG TIMES - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberikan batas waktu hingga hari Sabtu, (15/02/25) pukul 12:00 pm (siang) bagi Kelompok Separatis Hamas untuk segera membebaskan sandera dari Jalur Gaza.

Trump, mengancam, apabila semua sandera yang ditahan, tidak dibebaskan hingga batas waktu tersebut, maka "neraka akan pecah" dan semua kekacauan akan terjadi.

"menurut saya, jika semua sandera tidak dikembalikan paling lambat Sabtu pukul 12 siang, 

saya rasa, itu waktu yang tepat, 

saya akan katakan, batalkan saja dan semua taruhan batal, lalu biarkan kekacauan terjadi."| Trump (Presiden AS), saat di Ruang Oval.

saat ditanya tentang kemungkinan yang terjadi di Jalur Gaza, Trump, menolak untuk menjelaskan detailnya.

"anda akan tahu, dan mereka akan tahu, 

Hamas akan tahu apa yang saya maksud."|Trump (Presiden AS) 

Pernyataan Trump, disampaikan, usai Kelompok Separatis Hamas mengancam akan menunda pembebasan sandera "hingga pemberitahuan lebih lanjut," dan menuduh Israel melanggar kesepakatan gencatan senjata pada Senin, (10/02/25).

sejak dilantik, bulan Januari lalu, Trump berulang kali mengisyaratkan bahwa; dirinya tidak yakin gencatan senjata Israel dan Hamas akan berlangsung lama.

selain itu, ide "radikal" Trump, untuk ungsikan warga Palestina secara permanen dan Pemerintah Amerika Serikat mengambil alih Jalur Gaza, menimbulkan ketidakpastian dalam kesepakatan gencatan senjata tersebut.

Wacana Trump untuk menguasai Jalur Gaza, menuai kecaman dari negara-negara di dunia.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menegaskan kembali bahwa; tidak ada kekuatan yang dapat memaksa warga Gaza keluar dari "tanah abadi" mereka. 

Erdogan menegaskan Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur adalah milik Palestina.

"tidak ada kekuatan yang dapat memaksa rakyat Gaza keluar dari tanah air abadi mereka yang telah mereka huni selama ribuan tahun, 

Upaya Trump, akan sia-sia dan tidak ada gunanya."|Erdogan (Presiden Turki) 

Arab Saudi, bereaksi cepat dan tegas terhadap ide Donald Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza. 

Saudi, menegaskan, tidak akan terjadi kesepakatan normalisasi dengan Israel, sampai Palestina menjadi negara merdeka.

"Pendirian negara Palestina adalah posisi yang teguh dan tidak tergoyahkan, 

Yang Mulia (Putra Mahkota dan Perdana Menteri Mohammed bin Salman) menekankan bahwa; Kerajaan Arab Saudi tidak akan menghentikan kerja kerasnya untuk mendirikan negara Palestina yang merdeka, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan Kerajaan tidak akan menjalin hubungan diplomatik dengan Israel tanpa itu."|cuit Kementerian Luar Negeri Arab Saudi di platform X.

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Politik, Sosial, Hukum, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: Reuters, 

| Penerbit: Kupang TIMES 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®