Edisi: 1.191
Halaman 3
Integritas |Independen |Kredibel
KUPANG TIMES - Tanggapan Teolog:
1. Kalau benar dasar GMIT itu 'bermacam-macam,' maka apa standar untuk menilai mana yang benar dan mana yang salah, Sejarah atau Firman Allah.?
2. Apakah karena ada penyimpangan di masa VOC dan Indische Kerk, lalu itu berarti Calvinisme bukan lagi dasar GMIT.? atau Penyimpangan itu justru bukti bahwa; Gereja harus kembali ke fondasi Calvinis yang alkitabiah.?
3. Kalau GMIT ditentukan oleh sejarah campuran, lalu apa jaminannya; besok-besok gereja tidak boleh juga ditentukan oleh pengaruh Pluralisme, Relativisme atau bahkan THEOLOGI LIBERAL.?
4. Apakah identitas gereja itu memang boleh berubah-ubah sesuai arus sejarah atau tetap harus berdiri di atas wahyu Allah yang tidak berubah.?
5. Kalau sejarah dipakai sebagai ukuran kebenaran, apakah itu tidak berarti bahwa; kebenaran itu relatif, tergantung siapa yang berkuasa di zaman itu.? lalu di mana tempat Firman Tuhan yang kekal itu.?
6. Bagaimana mungkin Calvinisme direduksi hanya pada liturgi dan tata gereja, sedangkan Calvinis adalah sistem teologi menyeluruh yang dibangun dari Alkitab.? |DM (Teolog)
Tanggapan Sejarawan,
menurut Penulis, penjelasan dan poin intinya sudah sangat jelas.
1. Sejak semula banyak corak teologi yang membentuk GMIT. • ada corak Calvinis • ada corak teologi kolonial • ada pietisme, dll.
Semua itu sangat beragam dan bahkan kadang malah saling bertentangan.
Jadi, kalau klaim GMIT itu hanya Calvinis, maka itu salah besar.!
Kalau satu-satunya pisau bedah itu ya Firman Allah, akan tetapi, masalahnya di sini bukan pada apakah Alkitab yang menjadi standar atau sejarah standar.
masalahnya ada pada sekelompok orang yang karena belum memiliki pengetahuan sejarah yang lengkap, langsung mengklaim bahwa; GMIT hanya Calvinis. • bahkan berpegang teguh pada klaim itu dengan sangat ekstrem sehingga tidak membuka ruang bagi "pengetahuan yang baru" atau bahkan "pengetahuan yang baru" itu langsung dicap tidak Alkitabiah.
2. Pertanyaan nomor 2 (dua) justru menunjukkan bahwa; sejak semula Calvinisme itu tidak benar-benar diterapkan.
Sejak semula Calvinisme itu bercampur dengan teologi lain dan itu harus diakui turut membentuk GMIT - juga teologi anggota GMIT/teologi Jemaat.
harus Kita ingat: 'bukan hanya Calvinisme yang "mewarnai" GMIT. • GMIT diwarnai oleh banyak corak teologi.'
3. Pertanyaan nomor 3 (tiga), GMIT tidak ditentukan oleh sejarah campuran, melainkan dibentuk dan mewarisi berbagai corak teologi tersebut.
Fakta sejarahnya jelas: 'GMIT dibentuk dari berbagai Corak Teologi.' • Itu fakta dan waktu tidak bisa lagi diputar.
Fakta tersebut menunjukkan kekayaan dalam GMIT.
lalu, apakah ada jaminan bahwa; besok-besok GMIT tidak akan atau telah disusupi Roh Relativisme dan Liberalisme.? Jawabannya sederhana: 'Tidak ada Jaminan untuk itu.' • bahkan sejak zaman para rasul, pengajaran yang berbeda dari para rasul pun sudah menyusup masuk dalam gereja. • tapi justru di sinilah tugas orang-orang beriman. • di sinilah tugas gereja, apalagi gereja masa kini, untuk senantiasa menggumuli imannya agar tidak keluar dari kesaksian Alkitab.'
4. terhadap pertanyaan nomor 4 (empat), Gereja hanya harus berdiri di atas Yesus Kristus dan Alkitab menjadi pedoman bagi gereja. • Apakah identitas Gereja berubah.? itu sangat tergantung dari apa yang di maksud dengan "identitas gereja."
Kalau secara sosial identitas gereja pasti berubah.
misalnya; ada Jemaat A yang dulunya tergolong Jemaat desa, tapi karena perkembangan, Jemaat tersebut perlahan berubah menjadi Jemaat pinggiran kota dan Jemaat kota. • di sepanjang proses tersebut, identitasnya pasti berubah, sebab orang-orang yang bergereja pun berubah.
5. Pertanyaan nomor 5 (lima), Justru sejak awal, karena ada kelompok yang tidak memiliki kajian historis yang lengkap, maka klaim-klaim bahwa; GMIT hanya Calvinis itu hadir.
Jadi di sini "sejarah" justru menolong kita memahami GMIT secara lebih lengkap.
lalu berdasarkan fakta sejarah yang demikian, maka mana yang benar.? GMIT hanya dibentuk oleh Calvinisme kah.? atau GMIT dibentuk dari berbagai latar belakang teologi dan tidak hanya Calvinis.?
Kalau tempat Firman Tuhan sudah pasti ya yang utama. • tapi sekali lagi, masalahnya di sini bukan apakah Kita menghargai sejarah lebih dari pada Firman Tuhan. • masalahnya di sini adalah kita memaksa klaim yang secara historis tidak pernah terjadi.
6. terhadap pertanyaan nomor 6 (enam), Penulis tidak sedang mereduksi Calvinis. • Penulis hanya memaparkan fakta sejarah. • sekali lagi, fakta sejarah bahwa; sejak zaman Belanda gereja punya dasar tradisi itu tidak satu; itu Calvinis pada beberapa hal, tetapi tidak Calvinis pada hal-hal lain.
sederhananya seperti ini; Kalau anda mau supaya GMIT menjadi Gereja Calvinis dengan alasan bahwa; Teologi Calvinis adalah yang paling Alkitabiah - walau anda punya pandangan yang berbeda - silakan saja. • bagi Penulis, Itu argumen yang sah-sah saja.
tapi, kalau anda mengatakan GMIT ini harus Calvinis sebab sejak semula hanya Calvinis, di situ pusat masalahnya. • sebagai Sejarawan, terlepas dari anda suka atau tidak, Penulis tidak sepakat, kalau pusat pemahamannya demikian. • Pasalnya, fakta sejarah menulis: 'GMIT tidak hanya Calvinis.!'
Penulis secara pribadi berterima kasih, karena anda masih membangun budaya diskusi yang baik dan menyenangkan.
akhir-akhir ini, Kita terlalu cepat melabeli orang yang beda pendapat sebagai "musuh." • Padahal, mereka yang berbeda pendapat pun sedang menyumbang pemikiran dan mencintai gereja dengan cara yang lain.
GMIT ini sangat amat luas dan kompleks. • ada yang fokus berbicara ajaran (yang tentu sangat baik dan dibutuhkan). • tapi ada juga penatua-penatua di kampung, yang meski pemahamannya tentang Calvinisme sangat rendah dan bahkan tidak ada, dengan setia melakukan perkunjungan pastoral ke rumah tangga-rumah tangga Kristen.
ada yang bisa bicara sejarah Gereja, ada juga Diaken, meski tidak tahu sejarah GMIT, tetapi dengan setia mendoakan para lansia dan anak-anak Yatim Piatu.
Karena kompleksitasnya, maka GMIT dicintai dengan banyak cara.
hanya berhati-hatilah supaya jangan karena orang lain mencintai GMIT dengan cara yg berbeda dari kita, kita anggap mereka lawan atau kita langsung cepat-cepat beri label: "Liberal" "Tidak Alkitabiah" "Sesat" dll.
Kita juga harus berhati-hati supaya segala bentuk dan cara kita mencintai GMIT tidak menyimpang dan keluar dari kesaksian Alkitab.
Tanggapan Teolog,
sebelum lanjut diskusi, supaya jangan tidak terjadi argumentasi dengan sudut pandang yang berbeda, saya mau klarifikasi dulu satu hal penting: 'menurut anda, apa definisi atau maksud dari perkataan anda; 'Calvinis' itu Apa.?
Kalau “Calvinis” hanya dimengerti sebatas model liturgi, tata gereja atau produk sejarah kolonial, maka itu definisi yang terlalu sempit. • tapi kalau “Calvinis” dimengerti sebagai satu sistem teologi yang konsisten dengan Firman Allah, seperti yang tertulis dalam Pengakuan Iman Westminster dan Katekismus Heidelberg—maka ukurannya jadi jelas: 'apakah GMIT setia pada ajaran Alkitab yang diuraikan dalam tradisi Reformed atau tidak.?'
Jadi, Pertanyaannya, definisi anda ikut yang mana.? sebab kalau definisinya beda, Kita akan berdiskusi panjang, yang akhirnya seperti; 'dua orang main domino dengan aturan yang tidak sama—jangankan cari pemenang, hitung angka pun bisa salah.'
Saya tunggu jawaban anda, setelah itu, Saya tanggapi 6 Poin diatas, supaya lebih presisi dengan penjelasan anda.
Saya tunggu.?
sedikit informasi • saya selalu melihat; agrumen dan logika tidak bisa dipisahkan. • maka khusus Komentar poin Ke-2, • saya mau bedah pakai tu'di (Pisau) logika, terkait Komentar poin Ke-2 anda.
Saya mau beri Judul: 'Manis tapi Baracon (Beracun).'
kalau Kita bedah secara tepat dan presisi, pakai tu'di logika, maka diskusi Kita akan menemukan kesepahaman.
1. Dikotomi Palsu (False Dichotomy),
“Kalau mau GMIT jadi Calvinis karena Calvinisme paling Alkitabiah, silakan. • tapi kalau bilang GMIT harus Calvinis sebab sejak semula hanya Calvinis, itu salah.”
ini seakan-akan ada dua pilihan terpisah: 'GMIT Calvinis karena alasan teologis atau GMIT Calvinis karena alasan sejarah.!' • Padahal dua hal tersebut tidak bisa dipisahkan. • GMIT itu Calvinis, karena sejak awal ditanam di atas tradisi Reformed yang berpegang pada Alkitab.
Fakta sejarah yang benar: 'Calvinisme memang dasar teologi GMIT, meski kemudian tercampur. • Jadi dikotomi ini palsu.'
2. Historisisme Relatif,
“sebagai Sejarawan.. fakta sejarah menulis lain: GMIT tidak hanya Calvinis.”
Ini bentuk argumentum ab auctoritate, seolah-olah karena berbicara sebagai sejarawan yang tafsirnya final.
Padahal, fakta sejarah bisa dibaca dengan lensa berbeda.
dari sisi Reformed, “pengaruh lain” bukan dasar, melainkan penyimpangan dari fondasi Calvinis.
Sejarah dijadikan penentu identitas, bukan Firman. • itu jatuh pada relativisme.
3. Red Herring /Alih Fokus,
Isu dilihat dari sisi “jangan cepat labeli lawan, jangan anggap musuh, mari hargai cara berbeda mencintai GMIT.” • ini geser fokus diskusi dari inti soal identitas iman ke soal sikap sosial.
Kasih memang Penting, tapi Kasih tidak boleh dipakai menutupi kesalahan doktrin.
Paulus secara jelas berbicara: “Jika ada yang memberitakan Injil lain, terkutuklah dia.” (Galatia 1:8).
4. Category Mistake,
“ada penatua yang setia kunjungan pastoral walau tidak tahu Calvinisme. • ada diaken yang mendoakan orang meski tidak tahu sejarah GMIT.”
ini campur kategori. • Kesetiaan pastoral mulia, tapi itu tidak otomatis jadi pembenaran teologis. • Orang bisa rajin berdo'a tapi salah ajaran (lihat bidat). • Pelayanan praktis ≠ tolok ukur kebenaran doktrin.
5. Kontradiksi Terselubung,
di akhir dikatakan: “Kita harus berhati-hati, supaya jangan menyimpang dari kesaksian Alkitab.” • tapi sepanjang argumen anda di atas, standar yang dipakai hanya sejarah.
Kalau Firman Tuhan benar jadi ukuran, mengapa identitas GMIT ditentukan oleh campuran sejarah dan bukan oleh Firman Tuhan.? Itu Kontradiksi Internal.!
6. Konsekuensi Logis,
Suka atau Tidak Suka kalau pola pikir anda yang panjang lebar diatas diterima:
1. Identitas GMIT hanya ditentukan oleh Sejarah.
2. Semua “cara mencintai” Gereja bisa dianggap Sah walau menyimpang dari Alkitab.
3. Tidak ada dasar untuk menolak liberalisme atau relativisme, karena bisa dibilang itu bagian dari “Kekayaan GMIT.”
4. Hasilnya Fatal: 'Gereja kehilangan pagar dan pintu dan terbuka bagi penyimpangan.'
Kesimpulan:
Argumen diatas terlihat simpatik, tapi penuh cacat logika: 'membangun dikotomi palsu, bergeser ke red herring, mencampur kategori, lalu jatuh ke relativisme sejarah.'
akhirnya Kontradiktif: 'mulut bilang Firman yang Utama, tapi dalam praktiknya jadikan Sejarah sebagai ukuran identitas gereja.'
Saya tunggu tanggapan anda.?
Tanggapan Sejarawan:
Definisi paling sederhana:
Calvinisme itu adalah sebuah sistem teologi yang berdasar pada teologi dan pemikiran Yohanes Calvin atau kalau mau lebih panjang jadinya begini: 'Calvinisne adalah sebuah sistem teologi yang berdasar pada kesaksian Alkitab menurut penafsiran dan pembacaan Yohanes Calvin.'
lagi-lagi.. masalahnya pada klaim, yang mengatakan, sejak awal GMIT hanya Calvinis, itu saja.
Saya rasa sudah cukup, nanti Kita diskusi lain waktu.
anda terlalu Calvinis untuk ukuran Saya yang biasa-biasa saja.!
Tanggapan Teolog:
Kenapa anda bicara seperti itu.? masalah cacat logika, itu bukan hanya urusan Calvinis saja.!
Semua mahkluk yang berpikir, kalau tidak peduli dengan logika, ini berbahaya. • apa lagi yang Sejarawan, pemahaman salah, maka sejarah jadi dongeng atau anda mau mengatakan LOGIKA tidak penting.?
Jadi kalo ada cacat /sesat logika, dikatakan tarlalu calvinis. • apa hubungannya biasa-biasa dan luar biasa.?
Logika ya Logika Saja.!|DM (Teolog)
Lanjut Ke PART III • Tanggapan Teolog dan Tanggapan Sejarawan (?)
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Sejarah, Religius,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: CJ, DM,
| Penerbit: Kupang TIMES