Edisi: 1.196
Halaman 4
Integritas |Independen |Kredibel
KUPANG TIMES - Klasifikasi Calvinis menjadi 'fundamental,' 'liberal' dan “moderat” memang tampak praktis untuk menggambarkan variasi sikap terhadap Kitab Suci, tetapi secara historis dan teologis, pembagian ini problematis.
tradisi Calvinis sejak awal tidak pernah mendefinisikan dirinya dalam kategori sosiologis semacam itu.
Seorang John Calvinis tidak perlu melabeli diri sebagai “moderat,” karena inti dari Calvinisme justru terletak pada kesetiaannya terhadap semboyan 'Ecclesia reformata, semper reformanda secundum Verbum Dei' bahwa; gereja yang telah direformasi harus senantiasa diperbaharui berdasarkan Firman Allah.
Klasifikasi semacam 'fundamental–liberal–moderat' lebih mencerminkan kerangka berpikir sosial modern ketimbang kerangka teologis atau filosofis Reformasi.
Karena itu, pembagian tersebut berpotensi membingungkan jemaat dan menyederhanakan kekayaan teologi Reformed ke dalam dikotomi sempit.
sebagai alternatif yang lebih tepat secara historis dan filosofis, pembagian dapat diformulasikan berdasarkan sikap terhadap prinsip reformasi itu sendiri, antara lain:
1. Ortodoksi: Reformata tanpa reformanda, sikap yang menolak dinamika pembaruan.
2. Reformed /Calvinis: Ecclesia reformata, semper reformanda secundum Verbum Dei, yang setia pada Firman sambil terbuka terhadap reformasi yang Alkitabiah.
3. Heterodoksi: Reformanda tanpa secundum Verbum Dei, Pembaruan yang terlepas dari otoritas Kitab Suci.
Klasifikasi tersebut, tidak hanya lebih akurat secara historis, tetapi juga lebih konsisten secara filosofis dalam menilai posisi teologi terhadap prinsip reformasi dan otoritas Firman.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Religius,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: IB,
| Penerbit: Kupang TIMES