Warga NTT: "Lebe Bae Katong Kerja, daripada Demo son ada Guna.?" ini alasannya..

Edisi: 1.157
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel

      Potret: KT|Properti

KUPANG TIMES - saat anak-anak muda Nusa Flobamora aksi turun ke jalan, memberikan aspirasi dan protes di depan Mapolda NTT, Gedung Parlemen Prov NTT dan Kantor Gubernur Prov NTT, Senin, (01/09) 25) 

banyak warga, menanggapi aksi dari anak-anak muda tersebut, dengan sinis. 

"Lebe Bae Katong Kerja.. daripada Demo son ada Guna."|sebagian warga

apakah itu tanda sikap Apatis warga.? /atau Karena Sistem yang Menindas.? 

"Kita di NTT nih.. su biasa hidup susah, 

Pemerintah Perhatikan yaa syukur.. Kalo sonde yaa sudah.. Roda kehidupan tetap jalan."|sebagian warga

tahukah anda.? Kalimat tersebut terlihat sederhana, tetapi penuh makna, masyarakat tidak lagi berharap banyak kepada Pemerintah, yang disebabkan oleh: 'Sejarah Panjang Kemiskinan dan Ketidakadilan yang sengaja dan terencana.'

saat ini Provinsi Nusa Tenggara Timur, berada di urutan 5 (lima), Provinsi Termiskin di Indonesia. 

Tahun 2024, Angka Kemiskinan Prov NTT mencapai 20,3%. 

banyak anak terpaksa Putus Sekolah dan bahkan lulusan Sarjana-pun Kesulitan mencari Pekerjaan. 

Kemiskinan tidak hanya berbicara kekurangan uang, tetapi lebih dari itu, Kemiskinan berbicara tentang hilangnya kemampuan rakyat, untuk mendapatkan pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pekerjaan yang layak (capability deprivation)

itulah sebabnya, warga menganggap aksi demo 'buang waktu dan tenaga' bagi warga; bertahan hidup lebih penting. 

Apatisme = Bertahan Hidup.! 

Filsuf, Sosiolog dan Antropologi terkenal di abad Ke-20, Pierre Bourdieu, mengatakan, fenomena tersebut sebagai 'symbolic domination,' yakni; rakyat digiring (Penguasa), untuk menganggap kegagalan adalah kesalahan mereka sendiri. 

sementara, seorang Linguis dan Intelektual asal Amerika Serikat, Noam Chomsky, menyebutnya (Kemiskinan) sebagai 'Penjara Pikiran' dimana rakyat diyakinkan bahwa; Keadaan Politik (Korup) dan Sosial (Kesenjangan) adalah takdir yang mustahil diubah. 

"Jang demo disini.. salah tempat.. pi demo di Jakarta sana."|sebagian warga

Padahal, setiap Keputusan /atau Kebijakan Nasional, seperti; alokasi APBN, TKD, Kenaikan Harga BBM, Kenaikan Tarif Pajak hingga Kenaikan Tunjangan anggota DPR-RI, langsung berdampak ke kehidupan sehari-hari masyarakat Prov NTT. 

contoh: UU Cipta Kerja melemahkan Perlindungan Buruh /atau Minerba yang membuat masyarakat daerah kehilangan suara dalam mengelola sumber daya mereka. 

UMP Prov NTT Tahun 2025 sebesar IDR 2,3 Juta dan UMK Kota Kupang IDR 2,39 Juta. 

tetapi kenyataannya.? 'banyak Buruh di Kota Kupang memiliki gaji sebesar IDR 800 Ribu hingga IDR 1,5 Juta per-bulan, 

bahkan ada yang bekerja 12 Jam, tanpa libur dengan upah IDR 800 Ribu per-bulan.'|dikutip dari projectmultatuli.org

Kondisi tersebut, semakin diperparah dengan UU Cipta Kerja, yang membiarkan Sistem Kontrak Jangka Pendek dan Outsourcing tanpa Pengawasan yang maksimal dari Kementerian Ketenagakerjaan RI. 

"Lebe Bae Sakolah dan Karja Babae.. dari pada pi demo."|sebagian warga

ucapan tersebut, lahir dari ketiadaan harapan, bahwa; aksi protes tidak akan mengubah apa-apa. 

Pertanyaannya, maukah Kita terus terjebak dalam Lingkaran Kemiskinan, yang sengaja dipelihara Negara.? 

Apatisme di Prov NTT adalah Produk Hasil Kemiskinan Struktural, Upah Murah dan Kebijakan yang selalu menyingkirkan rakyat kecil secara terencana. 

"sekali lagi.. lebe bae pi karja daripada pi demo.."|sebagian warga

narasi diatas, tidak menunjukkan warga peduli, tetapi karena mereka yakin bahwa; melakukan aksi protes dan melawan, tidak akan mengubah apa-apa. 

PESAN MORIL: Diam bukan berarti Netral.!

Diam adalah ruang kosong yang dimanfaatkan para elite dan penguasa rakus, untuk terus menindas dan membiarkan rakyat berada dalam kemiskinan yang ter-sistematis. 

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Sosial, Politik, Hukum, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: PKL, projectmultatuli.org

| Penerbit: Kupang TIMES

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®