Edisi: 1.169
Halaman 3
Integritas |Independen |Kredibel
JAKARTA, KUPANG TIMES - dalam cuplikan video yang beredar luas di media sosial, Prabowo menyatakan selalu siap untuk menghapuskan Kemiskinan di Indonesia.
rekaman video berisi pelbagai klaim capaian program pemerintahan Prabowo Subianto ditayangkan di bioskop.
Penayangan video di ranah hiburan publik tersebut, disoroti warganet.
mereka menilai, rekaman tersebut tidak semestinya disajikan di tengah situasi saat ini.
Berikut, beragam reaksi soal penayangan video tersebut, antara lain:
1. Isi Video yang Diputar di Bioskop,
dalam video yang beredar luas di media sosial, Prabowo menyatakan selalu siap untuk menghapuskan kemiskinan di Indonesia.
tidak hanya itu, Kepala Negara juga mengklaim keberhasilan proyek makan bergizi gratis (MBG) yang telah dijalankannya sejak awal tahun ini.
tayangan video yang diputar jelang dimulainya film utama di bioskop ini juga merincikan sejumlah data, misalnya; capaian keberhasilan program MBG yang diklaim telah menjangkau 20 juta penerima manfaat, pembukaan 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih, serta pengoperasian 5.800 satuan pelayanan pemenuhan gizi atau SPPG di seluruh Indonesia.
lalu, rekaman video Prabowo juga menyajikan data produksi total beras nasional yang mencapai 21.760.000 ton total hingga Agustus 2025, keberhasilan cetak sawah yang mencakup angka 225 ribu hektare, hingga keberhasilan ekspor jagung sebanyak 1.200 ton pada awal tahun.
2. Dianggap Bentuk Indoktrinasi,
Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia, Usman Hamid, menilai, tindakan pemerintah yang menyelipkan video jelang diputarnya film utama tak lebih dari sekadar bentuk indoktrinasi.
"Cara seperti ini kerap dilakukan Negara Otoriter dan Fasis."|Usman, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, dikutip dari TCO, Minggu, (14/09/25)
Usman, mendesak pemerintah, menghentikan penayangan video program Prabowo di ruang publik dengan diiringi permintaan maaf secara terbuka.
Usman, mengatakan, sebab, apa yang dilakukan pemerintah cenderung merendahkan kecerdasan publik, di mana publik disuguhi oleh konten propaganda yang dianggapnya berseberangan dengan fakta di lapangan.
"Alih-alih memaksakan dengan menyajikan klaim paksaan, pemerintah mestinya mengevaluasi untuk kembali memperoleh tingkat kepercayaan publik."|Usman, Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia
3. Bukan Fenomena Baru,
Dosen Ilmu Sosiologi dari Universitas Negeri Jakarta, Asep Suryana, mengatakan, intervensi pemerintah dengan menyisipkan propaganda ke ruang publik, seperti; bioskop, sebetulnya juga bukan fenomena baru yang dilakukan pemerintah Indonesia.
pada 2018 lalu, Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo pernah melakukan hal serupa, dengan menayangkan iklan capaian pemerintahan jelang diputarnya film utama di bioskop.
"Ini jadi berbeda karena Prabowo tak memiliki cara pencitraan yang lebih kuat dari yang dilakukan Jokowi,
Sehingga wajar memperoleh protes keras."|Asep (Akademisi)
Asep, menyarankan, agar pemerintah tidak serta merta melakukan propaganda di ruang publik. Alasannya, pencapaian program pemerintahan memiliki ruang tersendiri untuk disampaikan, tak harus menyisipkan di bioskop.
Asep, mengatakan, keengganan dan protes warganet terhadap penayangan video pencapaian pemerintah di bioskop merupakan suatu yang wajar.
"Ada ruang yang seharusnya menjadi hiburan publik tapi justru diintervensi dengan propaganda pemerintah."|Asep (Akademisi)
4. Seruan Datang Terlambat Ke Bioskop,
di media sosial, sentimen negatif atas tayangan itu ditindaklanjuti dengan ajakan agar penonton masuk ke studio 15 menit setelah jadwal penayangan.
akun instagram @mont**** mengatakan, tujuannya agar para penonton tidak harus melihat tayangan video capaian pemerintahan Prabowo.
lantas, ajakan untuk hadir 15 menit dari jadwal penayangan film utama di bioskop itu pun memperoleh banyak dukungan warganet. Pengendali akun @ahmd**** menilai, ajakan ini laik dilakukan.
"selama ini orang ke bioskop itu untuk cari hiburan, bukan disuguhi propaganda politik seperti ini."|tulis akun tersebut dalam komentar di akun Instagram @catatanfilm.
dalam unggahannya hingga Minggu, pukul 15:15 pm WIB akun @catatanfilm yang menginformasikan adanya pemutaran video Prabowo sebelum film utama dimulai telah memperoleh lebih dari 74 ribu penyuka dan 14 ribu lebih komentar warganet.
5. Istana Menilai Lumrah,
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, mengatakan, ditayangkannya rekaman video Prabowo Subianto di berbagai bioskop Tanah Air menjelang dimulainya pemutaran film merupakan suatu hal yang lumrah.
Prasetyo, mengatakan, penggunaan media publik sebagai medium penyampai pesan bukan sesuatu yang dianggap pelik.
"Sepanjang tidak melanggar aturan dan tak mengganggu kenyamanan, keindahan, itu hal yang lumrah."|Prasetyo (Mensesneg RI) dalam keterangan tertulisnya, Minggu, (14/09/25)
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Politik,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Kemensesneg RI, Catatan Film,
| Penerbit: Kupang TIMES