Kementerian Komdigi RI Segera Panggil TikTok-META, Bahas Konten Provokatif, Picu DEMO di Parlemen, MERUSAK Demokrasi Indonesia.!

Edisi: 1.151
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel

      Potret: KDT|Properti

JAKARTA, KUPANG TIMES - Kementerian Komunikasi dan Digital RI, segera memanggil platform TikTok dan Meta terkait beredarnya konten provokatif.

"yang pertama, saya sudah hubungi Head TikTok Asia Pasifik, Helena, 

saya minta mereka ke Jakarta.. kita akan bercerita tentang fenomena ini, 

dan kita juga sudah komunikasi dengan TikTok Indonesia, 

dengan Meta Indonesia.. kami sudah komunikasi."|Angga Raka Prabowo (Wamenkomdigi RI) di Jakarta, Selasa, (26/08/25).

Angga, mengatakan, konten Disinformasi, Fitnah dan Kebencian (DFK) yang beredar di platform digital, bisa merusak sendi-sendi demokrasi.

"Fenomena DFK ini akhirnya merusak sendi-sendi demokrasi.. misalnya; teman-teman yang tadinya mau menyampaikan aspirasi.. mau menyampaikan unek-uneknya.. akhirnya menjadi bias ketika sebuah gerakan itu di-engineering oleh hal-hal yang.. mohon maaf ya.. yang DFK tadi."|Angga Raka Prabowo (Wamenkomdigi RI)

terkait Konten DFK, Angga, mengatakan, platform dengan sistem dan teknologi kecerdasan buatan (AI), mereka harusnya bisa memfilter konten-konten tidak benar semacam itu dan melakukan take down.

Angga, menegaskan, take down bukan bertujuan untuk membungkam atau menghalangi kebebasan berekspresi. 

filter konten hanya dilakukan pada konten provokasi yang sebenarnya tidak real di lapangan.

"Penyampaian aspirasi, berpendapat, ya di dalam koridor.. dalam demokrasi boleh.. silahkan.. tapi di dalam koridor yang baik, bukan hal yang untuk anarkis.. bukan membawa.. menggiring ke gerakan-gerakan yang sebenarnya enggak ada kan di lapangan,

misalnya; ada bakar disini.. ternyata real-nya tidak ada kan.. itu kadang-kadang.. mungkin gerakan yang di tahun sebelumnya dibikin.. terus dinarasikan."|Angga Raka Prabowo (Wamenkomdigi RI)

maka dari itu, Angga, meminta, platform yang beroperasi di Indonesia secara sistematis menyaring konten yang terbukti masuk kategori disinformasi, fitnah dan kebencian.

"Kami sampaikan kepada para pemilik platform yang beroperasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk juga patuh terhadap hukum yang berlaku di Indonesia, 

Jadi kalau memang ada konten-konten yang isinya sudah jelas-jelas itu dalam kategori DFK.. kita juga meminta platform untuk secara by system.. secara otomatis juga menegakkan hukum yang berlaku di Indonesia."|Angga Raka Prabowo (Wamenkomdigi RI)

sementara itu, Dirjen Pengawasan Digital Kemkomdigi RI, Alexander Sabar, menegaskan, kewajiban platform melakukan moderasi konten secara mandiri.

"Para platform.. terutamanya yang kita sebut sebagai user-generated content ini,

sebenarnya di pihak mereka itu ada kewajiban mereka untuk melakukan moderasi konten secara mandiri,

Jadi mereka bisa melihat konten-konten yang melanggar ketentuan peraturan perundangan-perundangan kita untuk bisa dilakukan filtering."|Alexander, Dirjen Pengawasan Digital Kemkomdigi RI 

Alexander, mengatakan, platform yang tidak patuh pada kewajiban tersebut, bisa dikenakan sanksi administratif dan bahkan pemutusan akses.

dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi, menyampaikan keprihatinan atas maraknya DFK di jagad internet.

"makin ke sini.. itu tak hanya makin serius.. tapi makin profesional.. dan ini bisa saja tidak hanya membuat kegaduhan tapi juga meresahkan.. bisa memecah belah bangsa bahkan bisa menghambat pembangunan kita."|Hasan (PCO) 


Pandangan Lain, 

Langkah yang diambil Kementerian Komdigi RI dan PCO, mendapatkan reaksi berbagai pengamat, salah satunya adalah Pegiat media sosial Instagram, Bilqis Humaira, berikut ulasannya;

"Sorry.. Kalo ini mau lo.. gw gak bakal tahan-tahan lagi.. nulis begini, 

Gue tu makin heran sama Komdigi.. Serius ya.. tiap kali ada kritik rame di sosmed.. mereka langsung sok jago.. mau manggil TikTok.. mau manggil META.. seolah-olah itu sumber masalah bangsa, 

Lah.. Buset.. yang bikin rakyat turun demo.. itu bukan video doang.. itu akumulasi kemarahan bertahun-tahun.. gara-gara lo pada gak becus, 

tapi biar keliatan kerja.. lo malah nyalahin medsos.. Kocak banget lo ahh, 

masalah lo kan banyak.. noh di depan mata; Judi Online (Judol) merajalela.. ini penyakit digital paling parah sekarang.. anak-anak kena.. orang tua bangkrut.. Keluarga Bubar.. dan udah yang bunuh diri.. gara-gara kejerat Judol.. tapi apa yang lo lakuin.? 

nih.. Gue kasih fakta pahit: pegawai Komdigi sendiri ketangkep.. gara-gara 'membina' situs Judol.. biar gak keblokir.. bukan cuma 1.. tapi 11 orang sekalian.! 

Jadi.. Pertanyaan gue simpel; lo ini musuh Judol.. apa malah jadi Kantornya Mafia Slot.? 

Kalian bangga banget ngumumin: Kita udah blokir jutaan konten Judol..! Iya blokir hari ini.. besok nongol lagi seribu.. itu bukan kerja.. itu ilusi kerja.. Kayak nyapu pasir di pantai.. ujung-ujungnya balik lagi, 

Kenapa bisa balik lagi.? Karena akar masalahnya gak pernah lo sentuh.. duit gede ngalir kantong siapa aja.. Rakyat cuma jadi korban, 

dan makin bikin enek.. Lo lebih berani ngegas ke rakyat.. Ketimbang nyikat bandar, 

Rakyat ngekritik.. Lo ancem mau tangkep.. Rakyat bikin konten marah.. Lo labelin Provokatif.. Eh tapi giliran bandar Judol yang merusak generasi.. Lo malah kucing-kucingan, 

Jangan-jangan bener kata orang.. ada beking gede di belakang semua ini..Kalo gak ada beking.. mungkin situs-situs Judol bisa tetep hidup.. meski katanye udah di bersihin, 

Lo sadar gak sih.. Demokrasi tuh rusak.. bukan gara-gara orang demo.. bukan gara-gara konten viral, 

Demokrasi rusak karena rakyat udah gak percaya sama Institusi Negara.. Demokrasi rusak karena rakyat miskin diperas terus.. sementara Pejabat Negara santai-santai.. Demokrasi rusak karena ada lembaga kayak lo.. yang sibuk nyari Kambing Hitam.. Ketimbang beresin borok sendiri, 

Komdigi itu.. ibarat rumah yang atapnya bocor parah.. temboknya retak.. pondasinya udah kropos.. tapi lo sibuk marahin tetangga yang ngerekam bocorannya pake HP.. Lah.. gimana sih.?"

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Hukum, Politik, Sosial, Teknologi, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: Kemen Komdigi RI, PCO, Bilqis Humaira, 

| Penerbit: Kupang TIMES

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®