Edisi: 1.223
Halaman 6
Integritas |Independen |Kredibel
KUPANG TIMES - Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan permintaan maaf secara terbuka, terkait insiden keracunan makanan, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang kembali terjadi, kali ini di Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Staf Khusus Kepala BGN, Bidang Komunikasi, Redy Hendra Gunawan, menyampaikan permohonan maaf kepada pihak sekolah, siswa-siswi dan orang tua /wali siswa-siswi, yang mengalami insiden keracunan makanan, Program MBG tersebut,
“Kami mewakili BGN menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya kepada para siswa, kepada orang tua, kepada pihak-pihak yang terdampak atas kejadian dan insiden yang terjadi di NTT,
BGN telah mengambil langkah tegas dengan melakukan pemberhentian operasional SPPG terkait kejadian tersebut."|Hendra (stafsus Kepala BGN), dalam keterangan resmi, secara virtual, Selasa, (29/07/25).
Hendra, menegaskan, BGN tidak menoleransi adanya kelalaian dalam pengelolaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
karena hal tersebut, dapat membahayakan kesehatan para penerima manfaat.
“BGN tidak menoleransi kelalaian dalam hal pengelolaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi yang tentu akan sangat berbahaya bagi kesehatan penerima manfaat."|Hendra (stafsus Kepala BGN)
Hendra, menjelaskan, pihaknya telah menindaklanjuti keluhan-keluhan yang masuk terkait pelaksanaan MBG, termasuk insiden di Prov NTT.
saat ini, investigasi tengah dilakukan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dinas kesehatan setempat dan sejumlah lembaga independen.
Hendra, kembali menegaskan, BGN sedang menunggu hasil resmi dari penyelidikan tersebut.
Koordinasi intensif dengan pemerintah daerah, telah dilakukan, untuk memastikan penanganan cepat terhadap kasus tersebut.
Hendra, mengatakan, penanggulangan, mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 86 terkait keamanan pangan.
“berdasarkan PP 86 terkait dengan keamanan pangan,
BGN juga telah melakukan penanggulangan-penanggulangan terkait dengan kejadian luar biasa.. sehingga semua pihak terlibat di dalam penyelesaian dan penanggulangan insiden yang terjadi di NTT,
Sekali lagi, kami dari BGN memohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini,
Ini akan kami jadikan sebagai bahan perbaikan di masa depan."|Hendra (stafsus Kepala BGN),
Hendra, mengatakan, BGN sangat terbuka terhadap masukan dan kritik dari masyarakat guna memperbaiki pelaksanaan program MBG ke depan.
cukup tahu • Kasus keracunan MBG di NTT sebelumnya, sebanyak 111 siswa dan siswi SMPN 8 Kota Kupang, dilarikan ke sejumlah rumah sakit usai menyantap MBG, Selasa, (22/07/25).
Korban keracunan pun bertambah, dari 111 siswa menjadi 140 siswa-siswi.
selain SMPN 8 Kota Kupang, Korban keracunan MBG juga dialami 13 siswa-siswi di Sekolah Dasar (SD) Negeri Tenau Kota Kupang dan dua siswa SMA Negeri 1 Taebenu, Kabupaten Kupang.
Kejadian yang sama juga dialami 75 siswa SMA dan SMK di Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya.
saat ini, 75 siswa dirawat di Rumah Sakit Karitas Waitabula, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Reda Bolo dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Radamata.
cukup tahu • kasus keracunan MBG bukan kali pertama terjadi.
sejak peluncuran MBG pada Januari 2025 lalu, kasus keracunan kerap kali terjadi dengan berbagai sebab, mulai dari; penggunaan food tray, kebersihan bahan baku, hingga proses memasak yang belum memenuhi standar.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Pendidikan, Kesehatan, Hukum,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: BGN,
| Penerbit: Kupang TIMES