Edisi: 1.184
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel
KUPANG TIMES - Israel Defense Forces (IDF) memutuskan untuk menyerang Iran dan militer Amerika Serikat mengirimkan bantuan 300 rudal untuk IDF.
Agen Intelijen Israel, yang berada di dalam Iran, bertugas memberikan informasi dan titik koordinat kepada pilot pengendali rudal, untuk diluncurkan ke lokasi para Jenderal dan Ilmuwan Nuklir Iran berada.
Gelombang serangan Militer Israel ke Iran, saat ini, masih berlanjut.
selain mengirim Pesawat Jet Tempur dari luar Iran, Militer Israel juga melakukan spionase /atau memata-matai dari dalam Iran, selama bertahun-tahun.
Spionase dan bantuan senjata dari militer Amerika Serikat, menjadi kunci kesuksesan serangan militer Israel ke Iran.
pada hari Minggu, (15/06/25) dini hari WIB, militer Israel menyerang Kantor Kementerian Pertahanan Iran dan sejumlah Depo Minyak.
Depo Shahran adalah tempat utama penyimpanan minyak, untuk Teheran, Iran.
selain mengalami kerusakan infrastruktur dan fasilitas penting, Iran juga kehilangan sejumlah Jenderal dan Ilmuwan.
Kantor Berita Tasnim, Sabtu, (14/06/25) melaporkan, Brigadir Jenderal. Mahdi Rabbani dan Brigjen. Gholamreza Mehrabi, dipastikan tewas akibat serangan militer Israel.
Keduanya adalah Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran.
Rabbani bidang Operasi Militer Iran, Mehrabi bidang Intelijen Iran.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal. Mohammad Bagheri, telah dinyatakan tewas dalam serangan awal militer Israel pada Jum'at, (13/06/25) dini hari, waktu setempat.
Bersama Bagheri, ada 5 (lima) Jenderal dan 9 (sembilan) Ilmuwan Nuklir Iran tewas.
salah satu Ilmuwan tersebut adalah Fereydoun Abbasi.
dilaporkan CNN Internasional dan The Guardian, Abbasi telah diburu Intelijen Israel sejak 2007.
setelah berulang kali lolos dari target pembunuhan, Abbasi akhirnya tewas, usai terkena rudal milik militer Israel.
cukup tahu • rudal yang menewaskan Ilmuwan Nuklir Iran, Abbasi, berharga IDR 113.000 /atau IDR 1,8 Miliar per-unit, paling murah diantara rudal milik militer AS yang dikomersialkan.
Perburuan Abbasi, merupakan bagian dari operasi Intelijen Israel, di dalam Negara Iran, selama bertahun-tahun.
”Iran telah menjadi buku terbuka bagi intelijen Israel selama satu dekade /atau lebih lama lagi."|Yossi Melman (Penulis Senior Bidang Intelijen Israel), dikutip dari The Guardian.
ada sejumlah kelompok orang di Iran yang menjadi pintu masuk untuk Intelijen Israel.
Kelompok PERTAMA • anggota Komunitas Yahudi Iran.
meski membenci Israel, Pemerintah Iran mengizinkan komunitas Yahudi hidup di Iran, seperti; sejak ribuan tahun lalu.
seperti banyak Yahudi di sejumlah negara lain, ada Yahudi Iran lebih setia ke Israel dibandingkan dengan Iran yang jadi Negara tempat mereka hidup.
Kelompok Ke-DUA • orang-orang Iran yang pindah ke luar negeri dan masih punya keluarga di Iran.
Kelompok Ke-TIGA • orang-orang yang membenci pemerintahan Iran.
Sebagian dari kelompok ini adalah pendukung Shah Iran yang digulingkan pada 1979.
Kelompok Ke-EMPAT • adalah orang yang jadi kaki tangan Israel yang mencari bayaran.
mereka berasal dari tentara /atau pegawai pemerintahan Iran.
mereka membantu Intelijen Israel, memburu tokoh penting Iran.
Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, para Jenderal dan Perwira Tinggi Iran, sampai Ilmuwan Nuklir Iran tewas, akibat persekongkolan pengkhianat Iran dengan Intelijen Israel.
Tidak Normal,
Operasi di Iran, dijalankan oleh Institut Intelijen dan Operasi Khusus /atau dalam bahasa Ibrani, המוסד למודיעין ולתפקידים מיוחדים.
dibentuk dan bekerja secara rahasia sejak 1949, lembaga tersebut lebih sering disebut ”Institut” /atau dalam bahasa Ibrani ”Mossad."
dalam serangan Juni 2025, Mossad tidak bekerja sendirian.
Mossad dibantu Aman, direktorat Intelijen Militer Israel.
Kerja sama Mossad dan Aman di luar negeri jarang terjadi.
Karena, Aman tidak punya divisi luar negeri sebesar Mossad.
Misi Spionase Mossad, berfokus di luar negeri.
di dalam negeri, Intelijen Keamanan ditangani oleh Shin Bet.
Hal yang tidak normal dari operasi di Iran, bukan cuma kerja sama Mossad-Aman saja.
Hanya dalam hitungan jam, sejak serangan pertama, IDF melaporkan, agen intelijennya bekerja dari dalam Iran.
biasanya Israel hampir tidak pernah mengakui operasi intelijen di luar negeri, sekalipun operasi tersebut berhasil.
Melman, mengatakan, tujuan utama Mossad di Iran adalah menyebarkan isu provokatif dan propaganda di lingkungan sipil dan pemerintahan Iran.
”Mossad seolah menyatakan ke Iran: kami tahu semuanya tentangmu,
Kami bisa menyusup ke rumahmu kapan pun."|Yossi Melman (Penulis Senior Bidang Intelijen Israel)
Pembunuhan para jenderal Iran dalam serangan Jum'at dini hari menunjukkan, militer Israel tahu secara detail tentang pertahanan dan topografi Iran.
Militer Israel tahu protokol keamanan • rantai komando • lokasi penting dan tempat perlindungan petinggi Iran.
”Mossad memperlakukan Iran seperti taman bermain selama bertahun-tahun."|Holly Dagres (Peneliti Senior Kajian Iran-Washington Institute) dikutip dari CNN International
dalam serangan Jum'at, Mossad tidak hanya mengandalkan jaringan kaki tangan di Iran.
Mossad, mengirim agen lapangan yang bekerja sama dengan agen Aman.
Tugas utama tim tersebut, fokus pada artileri pertahanan udara (arhanud) serta peluncur dan penyimpanan rudal militer Iran.
Ada 3 (tiga) tahapan untuk melaksanakan tugas tersebut, antara lain:
PERTAMA • menyelundupkan dan menyimpan pesawat nir-awak serta perangkat pemandu bom /atau rudal ke Iran.
Ke-DUA • memetakan lokasi serangan.
Ke-TIGA • membidik lokasi yang akan diserang rudal ber-pemandu /atau pesawat nir-awak.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam rapat, Senin, (09/06/25), dengan sejumlah petinggi Israel, memutuskan untuk menyerang Iran segera dilaksanakan.
Waktu itu, tidak sampai 10 orang di Israel tahu serangan akan dilancarkan pada Jum'at dini hari.
Tim Intelijen Israel di Iran belum tahu, mereka diminta siaga.
dan Militer Israel, Tzahal, juga belum tahu.
Kirim Rudal,
Selesai rapat di hari Senin, Netanyahu menelepon Presiden AS, Donald Trump dan memberi tahu rencana serangan.
Beberapa jam selepas telepon itu, AS mengirimkan 300 rudal Hellfire ke Israel.
Pengiriman rudal tersebut, merupakan bagian dari paket penjualan senjata senilai USD 7,4 miliar yang disetujui Kongres AS pada Februari 2025.
dengan situasi tersebut, tidak diperlukan pengumuman pengiriman senjata maut itu.
Rudal tersebut, bagian dari perlengkapan militer Israel, untuk menyerang setidaknya 100 lokasi di Iran pada Jum'at dini hari.
Para jenderal dan ilmuwan nuklir Iran dibunuh dengan rudal itu.
Sementara sebagian arhanud dan rudal Iran dihancurkan dengan pesawat nir-awak dari dalam Iran.
meski rudal dan pesawatnya dipakai Israel menyerang Iran dan Israel memberi tahu jauh-jauh hari, AS bergegas menyatakan tidak terlibat.
Bom dan rudal milik Militer Israel meledak di Iran pada pukul 03:30 am waktu Teheran.
Pukul 03:45, Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio menerbitkan pernyataan tertulis.
Intinya, Israel bertindak sendiri dan AS tidak terlibat dalam penyerangan ke Iran.
Beberapa jam setelah pernyataan Menlu AS, Rubio, Presiden AS, Donald Trump, mengatakan, dirinya diberi tahu Israel sebelum serangan dilancarkan.
selanjutnya, sejumlah Pejabat Tinggi AS mengatakan hal yang sama.
di hari Senin itu juga, Israel juga memberi tahu AS soal rencana serangan pada Kamis malam.
Waktu itu, rudal Hellfire sudah terpasang di pesawat Jet Tempur Israel.
Juru bicara Tzahal, Effie Defrin, mengatakan, 200 unit Pesawat Jet Tempur, seperti; F-35 • F-16 • F-15 dan sejumlah Pesawat pendukung penyerangan ke Iran, juga dikerahkan.
AS bukan cuma pembuat F-35 • F-16 dan F-15.
AS juga membantu militer Israel mengembangkan Pesawat Jet Tempur tersebut.
untuk bisa menyerang Iran, AS-Israel memodifikasi F-35 supaya bisa terbang jauh tanpa harus mengisi ulang bahan bakar.
Jarak terdekat pangkalan udara Israel ke titik peluncuran rudal dan bom adalah 1.500 kilometer.
dengan demikian, penerbangan bolak-balik paling kurang 3.000 kilometer.
versi standar F-35 bisa terbang maksimum 2.100 kilometer untuk sekali isi bahan bakar.
Modifikasi AS-Israel membuat F-35 Adir, varian yang dioperasikan militer Israel, bisa terbang lebih jauh tanpa harus mengisi ulang bahan bakar.
Tzahal mengklaim Jet-jet Israel terbang sampai ke langit Teheran.
Keleluasaan tersebut di-dapat karena tim Mossad-Aman lebih dulu melumpuhkan sebagian arhanud dan peluncur rudal Iran.
Tim Mossad-Aman menggunakan pesawat nir-awak yang diselundupkan bertahap sejak bertahun-tahun lalu.
tidak ada keterangan resmi, apakah pesawat tersebut, diselundupkan utuh /atau terurai lalu dirakit di dalam Iran.
Militer Israel, hanya menyatakan, pesawat-pesawat tersebut disimpan dalam kendaraan yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain.
Modusnya mirip ”Operasi Jaring Laba-laba” yang dilancarkan Ukraina di Rusia pada 1 Juni 2025.
Pesawat dan tim pemandu sasaran rudal, diberi tahu untuk bertugas pada Jum'at dini hari.
Waktu itu, seluruh kabinet Israel baru selesai rapat dan kompak menyetujui serangan ke Iran.
selepas rapat tersebut, Israel sekali lagi memberi tahu AS soal rencana serangan.
”Sulit memercayai Israel akan dan bisa menyerang dengan skala ini tanpa persetujuan AS."|Vali Nasr (dosen John Hopkins University, USA)
dilansir dari CNN International, Israel selalu berkoordinasi dengan Amerika Serikat pada setiap tahapan perkembangan rencana serangan ke Iran.
Rencana bisa berkembang bila ada persetujuan Amerika Serikat.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Perang, Politik, Hukum,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: AP, AFP, Reuters, CNN International, the Guardian,
| Penerbit: Kupang TIMES