BI Turunkan Bunga Acuan, sementara Bank Masih Saling Tunggu untuk Turunkan Bunga Simpanan.?

Edisi: 1.168
Halaman 4
Integritas |Independen |Kredibel

      Potret: KT|Properti

JAKARTA, KUPANG TIMES - Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan bunga acuan, memberikan harapan, adanya penurunan bunga simpanan. 

namun, sayangnya, hal tersebut ternyata tidak semudah itu. 

ada semacam sikap saling tunggu di antar bank sendiri untuk mengambil kebijakan penurunan bunga simpanan di tengah kondisi likuiditas ketat.

Bahkan data Bank Indonesia (BI) mencatat ada suku bunga simpanan di industri masih menunjukkan kenaikan untuk semua tenor per April 2025 secara bulanan. 

Kenaikan tertinggi terjadi di tenor satu bulan dan tiga bulan sekitar enam basis poin, masing-masing menjadi 4,84% dan 5,69%.

Padahal, BI dalam kurun waktu kurang dari 12 bulan ke belakang telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak tiga kali. 

Penurunan bunga acuan terakhir dilakukan pada Mei 2025 menjadi 5,5%

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Purbaya Yudhi Sadewa, mengatakan, ruang bagi perbankan untuk menurunkan suku bunga simpanan sejatinya terbuka. 

Namun, Yudhi, menyadari bahwa; proses transmisi tersebut, tidak bisa langsung dilakukan.

bahkan, Yudhi, menilai, ada fenomena bahwa; bank ini saling menunggu untuk menurunkan bunga simpanan mereka. 

Yudhi, mengatakan, kalau tidak ada bank yang memulai, penurunan suku bunga juga susah dilakukan.

“mereka memerlukan sinyal untuk di level berapa sih suku bunga yang pas."|Yudhi (Ketua Dewan Komisaris LPS), Selasa, (27/05/25).

Yudhi, mengatakan, itu yang membuat, LPS memilih untuk memangkas tingkat bunga penjaminan sebanyak 25 basis poin untuk simpanan rupiah di Bank Umum dan BPR, masing-masing menjadi 4% dan 6,5%.

“Pada saat sekarang, kami LPS seolah-olah berperan sebagai penentu sinyal itu."|Yudhi (Ketua Dewan Komisaris LPS).

Presiden Direktur CIMB Niaga, Lani Darmawan, mengatakan bahwa; dalam menurunkan suku bunga simpanan, pihaknya tentu memperhatikan suku bunga secara industri. 

dalam hal ini, Lani, menyoroti, langkah dari bank besar terlebih dahulu.

“Kami berusaha untuk menyelaraskan dengan pasar terutama bank-bank besar untuk menurunkan bunga simpanan."|Lani (Presdir CIMB Niaga) 

Lani, mengatakan, seharusnya penurunan bunga acuan bank sentral memang tujuannya untuk menurunkan bunga simpanan. 

Karena, itu bisa berdampak pada penurunan cost of fund yang selama ini dikeluhkan tinggi oleh Bank CIMB Niaga. 

“apabila bank besar juga dipacu untuk pertumbuhan kredit tinggi maka kebutuhan likuiditas akan tinggi sehingga penurunan cost of fund mungkin tidak seketika."|Lani (Presdir CIMB Niaga) 

Lani, mengatakan, BI telah menurunkan bunga acuan sejak akhir tahun lalu, dan CIMB Niaga telah menurunkan bunga simpanan setidaknya 50 basis poin, namun,  sulit untuk deposito berjangka terutama korporasi, 

sementara itu, Direktur Kepatuhan OK Bank, Efdinal Alamsyah, mengatakan, dengan tren suku bunga acuan dan pasar uang yang menurun, besar kemungkinan bunga simpanan di banyak bank, termasuk OK Bank, akan mengikuti. 

Hanya saja, seperti bankir lainnya, Efdinal, mengatakan, hal tersebut  tidak akan terjadi secara serempak /atau simetris. 

alasannya, tergantung strategi likuiditas dan kondisi masing-masing bank.

“Penyesuaian suku bunga simpanan di OK Bank diperkirakan bisa terjadi secara bertahap dalam enam bulan ke depan, tergantung pada kondisi likuiditas, struktur DPK."|Efdinal (Dir. Kepatuhan OK Bank) 

Efdinal, mengungkapkan, suku bunga simpanan di OK Bank bervariasi dari tiap-tiap produk. 

terbesar, suku bunga simpanan di OK Bank paling tinggi berada di kisaran 6,25%. 

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Perbankan, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: BI, CIMB Niaga, OK Bank, 

| Penerbit: Kupang TIMES

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®