Edisi: 1.180
Halaman 3
Integritas |Independen |Kredibel
KANADA, KUPANG TIMES - Para Pemimpin Negara-Negara Maju dalam kelompok G7 memberikan dukungan penuh terhadap Israel dan mengecam Iran atas ketegangan yang terus meningkat di Kawasan Timur Tengah.
dalam pernyataan bersama, G7 menegaskan posisi mereka terhadap krisis yang melibatkan Tel Aviv dan Teheran, serta konflik yang terus membara di Gaza.
"Kami menegaskan bahwa; Israel memiliki hak untuk membela diri,
Kami ulangi dukungan kami terhadap keamanan Israel."|tulis pernyataan resmi bersama, yang di-rilis oleh: para Pemimpin G7, antara lain: Amerika Serikat • Inggris • Kanada • Prancis • Jerman • Italia dan Jepang, dilansir CNBC International, Selasa, (17/06/25).
dalam pernyataan tersebut, Iran disebut sebagai "sumber utama ketidakstabilan dan teror di Kawasan Timur Tengah."
para Pemimpin G7, kembali menyatakan bahwa; Iran "tidak boleh memiliki senjata nuklir dalam kondisi apapun."
Pernyataan tersebut hadir di tengah memanasnya pertukaran serangan militer antara Israel dan Iran.
Ketegangan meningkat secara drastis setelah sejumlah serangan lintas wilayah dilakukan oleh kedua negara, yang memicu kekhawatiran akan pecahnya konflik regional yang lebih luas.
para Pemimpin G7, menyerukan, penyelesaian terhadap apa yang mereka sebut sebagai "krisis Iran" dan mendorong "deeskalasi yang lebih luas di Timur Tengah, termasuk gencatan senjata di Gaza."
Konflik di Gaza, yang sudah berlangsung berbulan-bulan, menjadi salah satu perhatian utama dalam KTT G7 tahun ini.
Namun, kehadiran Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada pertemuan tersebut, tidak berlangsung penuh.
Juru bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengatakan, Trump tidak akan menghadiri hari kedua KTT G7, karena situasi yang tengah berlangsung di Timur Tengah.
selain Timur Tengah, dukungan terhadap Ukraina dan sikap terhadap Rusia juga menjadi pokok bahasan dalam KTT tahunan tersebut.
Presiden AS, Donald Trump, kembali menunjukkan ketidaktergesaan dalam menerapkan sanksi tambahan terhadap Moskow, meskipun beberapa pemimpin G7 lainnya mendorong upaya lebih keras untuk membawa Rusia ke meja perundingan.
berbicara bersama Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, Senin, (16/06/25), Presiden AS, Donald Trump, mengkritik keputusan G8, sebelum menjadi G7, yang mengeluarkan Rusia pada tahun 2014.
"itu adalah sebuah kesalahan."|Trump (Presiden AS), merujuk pada pencabutan keanggotaan Rusia setelah aneksasi Krimea.
Ketidaktegasan Trump terhadap Rusia tersebut, memicu kekhawatiran di antara sekutu Barat yang ingin mempertahankan tekanan terhadap Kremlin di tengah perang yang masih berlangsung di Ukraina.
Sikap G7 terhadap Iran dan Israel juga menunjukkan kontras yang tajam dengan posisi China.
Beijing, melalui Menteri Luar Negeri, Wang Yi, mengecam keras serangan Israel terhadap Iran dan menyatakan kesiapannya untuk menjadi penengah perdamaian di kawasan tersebut.
Wang Yi telah berbicara langsung dengan para pemimpin Israel dan Iran, mengatakan bahwa; China siap "berperan konstruktif dalam meredakan situasi."
langkah Politik Tiongkok tersebut, mencerminkan, strategi jangka panjang Beijing untuk meningkatkan pengaruh diplomatiknya di Timur Tengah, sekaligus menyeimbangkan dominasi diplomatik Barat di wilayah itu.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Hukum, Politik,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: CNBC International, White House, G7,
| Penerbit: Kupang TIMES