Edisi: 1.146
Halaman 3
Integritas |Independen |Kredibel
KAB. GARUT, KUPANG TIMES - Warga Kecamatan Cibalong, Agus Setiawan memberi kesaksian soal ledakan pemusnahan amunisi tidak layak di Kabupaten Garut, Prov. Jawa Barat, Senin, (12/05/25).
Agus, merupakan, kakak kandung Rustiawan, yang turut menjadi korban tewas bersama 12 orang lain dalam tragedi tersebut.
Agus, mengatakan, rekan-rekannya ikut bekerja di lokasi peledakan milik TNI tersebut dengan diupah IDR 150 per-hari.
"(Buka) Peluru kecil, buka selongsong.. diupah per-hari IDR 150 ribu."|Agus (Keluarga Korban)
Pria asal Desa Cimerak itu, membantah, terkait informasi: 'warga memulung besi-besi amunisi untuk kemudian dijual kembali di lokasi pemusnahan amunisi TNI.'
Agus, mengatakan, mereka (korban), ikut bekerja di lokasi peledakan saat datang barang-barang yang hendak dimusnahkan.
"(Kerjanya) Paling 12 hari beres.. Jadi bukan mulung, kami tidak berburu besi bekas dan selongsong.. Kami bekerja, kuli."|Agus (Keluarga Korban).
Agus, menjelaskan, terkait video viral; pemotor mendekat ke lokasi kejadian, usai terjadinya peledakan amunisi.
Agus, membenarkan, momen tersebut berlangsung di hari saat kejadian.
namun, berbeda momen dengan peristiwa meledaknya detonator yang menyebabkan korban jiwa tersebut.
peristiwa memilukan tersebut, terjadi, ketika pihak TNI melakukan peledakan amunisi tidak layak pakai.
setelah peledakan selesai, para pemotor yang viral itu, berburu besi dan sisa-sisa amunisi yang terbakar.
setelah para warga memunguti sisa-sisa amunisi, barulah pihak TNI kembali melakukan peledakan, dengan maksud memusnahkan detonator yang sebelumnya digunakan untuk meledakkan amunisi.
"yang mungut rombongan kita-kita juga, tapi beda peristiwa. Sebelum kejadian itu."|Agus (Keluarga Korban).
cukup tahu • sebelumnya, ledakan terjadi saat pemusnahan amunisi tidak layak milik TNI di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Peristiwa tersebut, menyebabkan 13 orang meninggal dunia, terdiri dari empat Anggota TNI dan sembilan warga sipil.
sebelumnya Kepala Pusat Penerangan TNI Mayor Jenderal. Kristomei Sianturi, mengatakan, keberadaan warga sipil di area pemusnahan amunisi untuk mengumpulkan sisa-sisa serpihan logam.
Kristomei, mengatakan, dari informasi yang diperolehnya, sudah jadi kebiasaan apabila ada pemusnahan dengan cara diledakkan banyak warga mendekat.
"Informasi yang kami dapat, kebiasaan yang ada, adalah apabila setelah peledakan itu masyarakat mendekat,
"Kenapa mereka mendekat.? Dalam rangka untuk mengambil sisa-sisa serpihan logam, tembaga, besi dari munisi-munisi yang sudah diledakkan tadi.. Karena itu punya nilai jual."|Kristomei (Kapuspen TNI), dilansir dari CNN TV, Senin, (12/05/25).
Sementara Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal. Wahyu Yudhayana, mengatakan, bagaimana bisa warga sipil mendekat ke lokasi pemusnahan amunisi, jadi salah satu hal yang tengah diinvestigasi.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Militer, Hukum,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Pupsen TNI, Agus (Kerabat Korban),
| Penerbit: Kupang TIMES