Edisi: 1.135
Halaman 2
Integritas |Independen |Kredibel
VATIKAN, KUPANG TIMES - Menjelang Konklaf /atau Pemilihan Paus Baru, Petugas Pemadam Kebakaran Vatikan terlihat memasang cerobong asap di atap Kapel Sistina, Jum'at, (02/05/25).
Cerobong tersebut, bukan cerobong pada umumnya, melainkan alat komunikasi tradisional yang digunakan untuk memberi tahu dunia hasil pemungutan suara para Kardinal dalam Konklaf.
Jika cerobong tersebut mengeluarkan asap Hitam, berarti; belum ada Paus yang terpilih.
apabila cerobong tersebut, mengeluarkan asap Putih, berarti; Gereja dan Umat Katolik telah memiliki Paus Baru.
Konklaf Dimulai 7 Mei 2025,
dikutip dari pernyataan resmi Vatikan, Konklaf akan dimulai pada Rabu, (07/05/25) di Kapel Sistina, tempat yang sejak 1878 menjadi lokasi tetap Pemilihan Paus.
saat ini, para Kardinal dari seluruh dunia telah berkumpul di Vatikan untuk berdiskusi mengenai tantangan Gereja Katolik ke depan dan jenis kepemimpinan yang dibutuhkan.
beberapa isu utama yang dibahas antara lain; kondisi keuangan Vatikan yang sedang sulit serta evaluasi terhadap masa kepemimpinan Paus Fransiskus.
Cara Kerja Cerobong Asap,
dua kali sekali, di pagi hari (kecuali tanggal 7) dan di malam hari, surat suara akan dibakar di tungku khusus, yang menimbulkan asap yang akan keluar dari cerobong.
Jika belum ada kesepakatan, surat suara dicampur dengan bahan kimia, seperti; kalium perklorat, anthracene, dan sulfur agar asapnya berwarna Hitam.
Namun, jika sudah ada Paus terpilih, bahan yang digunakan adalah kalium klorat, laktosa, dan resin kloroform, yang menghasilkan asap Putih.
Tradisi tersebut, terakhir terjadi pada 13 Maret 2013, saat asap putih keluar dari cerobong asap, menandai terpilihnya Kardinal Jorge Mario Bergoglio sebagai Paus Fransiskus.
Fakta Unik seputar Konklaf,
Pemilihan Paus /atau Konklaf memiliki banyak sejarah menarik dan aturan unik.
1. Konklaf Terpanjang,
Pemilihan Paus Clement IV pada abad Ke-13 berlangsung selama 1.006 hari (Hampir 3 Tahun) di Kota Viterbo, Italia.
Karena terlalu lama, warga kota mengunci para Kardinal di dalam ruangan agar segera mencapai keputusan.
dari sinilah, istilah “conclave” (dari bahasa latin cum clave, berarti; "dengan kunci").
2. Aturan Makan Sekali Sehari,
setelah Konklaf super-panjang tersebut, Paus Gregorius X menetapkan, jika Konklaf berlangsung lebih dari tiga hari, para Kardinal hanya boleh makan sekali sehari.
Namun, jika lebih dari delapan hari, para Kardinal hanya diberi roti, air, dan anggur.
meski saat ini tidak lagi diterapkan, tetapi di periode itu, aturan tersebut cukup ampuh mempercepat keputusan.
3. Konklaf Tercepat,
Paus Julius II pada tahun 1503 terpilih hanya dalam beberapa jam.
dalam era modern, Paus Fransiskus terpilih pada pemungutan suara kelima dalam waktu dua hari.
4. Paus Termuda dan Tertua,
Paus Yohanes XII terpilih pada usia 18 tahun di tahun 955.
Sementara itu, Paus Celestine III dan V, masing-masing berusia hampir berusia 85 tahun saat terpilih.
5. Paus Non-Kardinal dan Non-Italia,
meskipun jarang, Paus tidak harus berasal dari kalangan Kardinal.
Paus Urbanus VI (1378) bukan kardinal, melainkan uskup Bari.
selain itu, Paus Fransiskus berasal dari Argentina, Yohanes Paulus II dari Polandia, dan Benediktus XVI dari Jerman.
6. Anti-Paus dan Skisma Barat,
antara tahun 1378 dan 1417, Gereja Katolik pernah mengalami perpecahan besar, yang dikenal sebagai Skisma Barat, di mana beberapa tokoh mengeklaim dirinya sebagai Paus.
tokoh-tokoh tersebut dikenal sebagai anti-Paus dan menyebabkan dualisme kepemimpinan hingga akhirnya diselesaikan melalui Konsili Konstanz.
7. Tantangan Kesehatan dalam Konklaf Kuno,
Sebelum dibangun rumah tamu modern Domus Santa Marta pada 1996, para kardinal harus tidur di ranjang lipat dekat Kapel Sistina.
Kondisi tersebut, kerap memunculkan masalah kebersihan dan kesehatan, di mana sejumlah Kardinal jatuh sakit, bahkan meninggal selama proses Konklaf.
8. Janji Kerahasiaan,
Sejak masa Paus Gregorius X, para kardinal wajib menjalani konklaf dalam keterasingan total, tanpa kontak dunia luar, demi menjaga keputusan tetap murni dari pengaruh politik.
dan aturan tersebut, masih diterapkan hingga saat ini.
dengan cerobong asap yang sudah terpasang, dunia kini menanti munculnya asap putih yang akan menandakan dimulainya babak baru dalam sejarah Gereja Katolik.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Religius, Sejarah,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Vatican News,
| Penerbit: Kupang TIMES