Edisi: 1.218
Halaman 2
Integritas |Independen |Kredibel
Singkatnya Begini:
• Said Didu menilai pernyataan Menkeu Purbaya soal Whoosh telah membuka "Kotak Pandora" kebobrokan anggaran era Presiden Ke-7 RI, Jokowi.
• Said Didu mengklaim kebijakan Menkeu sebelumnya, Sri Mulyani, telah menaikkan total utang dan kewajiban negara dari IDR 8.000 Triliun menjadi IDR 24.000 Triliun.
• Polemik dipicu komentar Menkeu RI, Purbaya yang membenarkan nilai sosial Whoosh, namun, menekankan, perlunya pengembangan ekonomi di sekitar jalur kereta agar lebih produktif.
JAKARTA, KUPANG TIMES - Pernyataan Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa tentang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (Whoosh) Berbuntut Panjang.
Pengamat Politik, Said Didu, menilai, ucapan Purbaya telah membuka "kotak pandora" kebobrokan anggaran pada era Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo.
Said Didu, secara tajam menyoroti gaya Purbaya yang dianggapnya netral. • namun, justru menelanjangi masalah-masalah, yang selama ini terkesan ditutupi.
Said Didu, mengatakan, ini adalah sinyal terungkapnya borok pengelolaan fiskal Negara.
“Purbaya dengan gaya netral membuka kotak pandora terhadap hal-hal yang selama ini seakan-akan baik-baik saja,
Padahal kelebihan narik anggaran, dana ke daerah (kebijakan Menkeu terdahulu) sangat bobrok."|Said Didu (Pengamat Politik) dalam program Rakyat Bersuara, Rabu, (29/10/25).
eks Sekretaris Kementerian BUMN itu, bahkan tidak segan membandingkan Purbaya dengan pendahulunya, Sri Mulyani Indrawati.
Said Didu mengkritik keras kebijakan Sri Mulyani yang dinilainya meninggalkan beban utang negara yang membengkak secara fantastis.
“Sebagai pejabat publik, apa hasilnya kebijakan Sri Mulyani? Menaikkan utang dari IDR 8.000 Triliun menjadi IDR 24.000 Triliun,
Menaikkan cicilan utang dari IDR 400 Triliun menjadi IDR 1.600 Triliun, bunga utang dari 2% menjadi 6-7%."|Said Didu (Pengamat Politik)
Said Didu, mengatakan, angka utang yang selama ini dipublikasikan pemerintah belum mencerminkan kondisi riil.
Jika seluruh kewajiban negara, termasuk utang BUMN dan dana pensiunan dihitung, totalnya bisa mencapai IDR 24.000 Triliun.
“maka ini kotak pandoranya dibuka (oleh Purbaya)."|Said Didu (Pengamat Politik)
cukup tahu • Polemik ini bermula dari tanggapan Menkeu RI, Purbaya atas pernyataan Presiden Ke-7 RI, Jokowi, yang mengatakan, Whoosh bukan proyek cari untung, melainkan "investasi jangka panjang" untuk menekan kerugian akibat kemacetan.
Purbaya, dalam tanggapannya, membenarkan ada nilai sosial dalam proyek tersebut. • namun, dirinya memberikan catatan kritis.
Purbaya, menekankan, perlunya penguatan ekonomi di sekitar jalur kereta, agar tujuan pembangunan benar-benar tercapai.
“(Pernyataan Jokowi) ada betulnya juga sedikit, karena kan Whoosh sebetulnya ada misi regional development juga."|Purbaya (Menkeu RI), kepada awak media di Jakarta, Rabu, (30/10/25).
eks boss LPS itu, mencontohkan, perlunya membangun titik pemberhentian tambahan untuk menghidupkan ekonomi lokal, sebuah pandangan yang menempatkan proyek warisan Jokowi dalam konteks yang lebih produktif.
Namun, pandangan kritis inilah yang dinilai Said Didu sebagai pembuka tabir masalah anggaran yang lebih besar.
Pandangan Said Didu, mendapat perhatian dari netizen hingga pegiat media sosial, @balqishumaira77 • ini ulasannya:
OPINI: Utang Negara Segede Gaban.! Pertanyaannya, Buat Apa.?
baru tau kan lo.? Utang Negara Segede Gaban • dua puluh empat ribu triliun bro.!
Angka yang kalo diucapin aja, pusing 7 keliling, kayak nyebut jumlah bintang di langit, tapi versi Rupiah.
dan lucunya, tiap kali angka itu dipublish di berita, para Pejabat Negara selalu punya satu MANTRA, yang selalu mereka ucap, yakni: "Masih Aman."
Rasio Utang PDB, masih dibawah 40% • Jadi nggak usah panik.
cara ngomong mereka, terlihat tenang banget, kayak orang yang udah kebal dari rasa bersalah.
coba deh lo pikir pake logika sederhana, kalo beneran aman, kenapa publik cuman dikasih tau angka utang negara.? tapi gak pernah dikasih liat keseluruhan beban yang ditanggung negara.?
Kenapa cuman IDR 9.000 Triliun.? yang dipajang terang-terangan.! sementara sisanya disembunyiin dibalik Neraca BUMN seperti: utang proyek dan skema penjaminan yang isinya lubang keuangan berjemaah.!
Faktanya, Negara ini udah hidup dari utang dan bukan sekadar hidup, tapi bernafas pake pinjaman.!
di titik inilah, hadir satu pria, yang mulai banyak dibahas banyak orang, pria itu adalah Purbaya Yudhi Sadewa.
Purbaya, bukan tipe pejabat yang suka cari panggung, bukan tipikal politisi yang main aman di tengah badai.
tetapi saat dirinya (Purbaya) membuka angka IDR 24 Ribu Triliun itu, • seolah-olah dirinya membuka Kotak Pandora, yang sudah dikunci selama satu dekade.
seketika, semua yang selama ini disembunyikan, baunya langsung tercium. !
dan lo tau, apa yang bikin momen itu terasa aneh.? Timingnya.. Kenapa baru sekarang.? Kenapa pas Pemerintahan udah berjalan.? dan Kenapa orang seberani dia justru dihadirkan, di saat Negara lagi orang sesak nafas dibawah beban cicilan utang.?
bisa jadi, karena memang waktunya udah nggak bisa ditunda lagi.
Karena selama 10th terakhir, utang bukan lagi alat pembangunan, melainkan menjadi alat politik.
Pemerintah menumpuk utang, bukan cuman buat membangun Jalan Tol, tetapi untuk menjaga citra dan memberi rasa aman serta perlindungan.
dan selama rakyat masih diberi tontonan proyek megah dan angka pertumbuhan PB yang manis, gak banyak yang sadar bahwa; dibalik semua itu, ada defisit raksasa yang terus menganga.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Ekonomi, Politik, Keuangan,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Said Didu, Program Rakyat Berbicara iNewsTV,
| Penerbit: Kupang TIMES
