Ahli Gizi, dr. Tan Shot Yen BANDINGKAN Kreativitas Dapur MBG dengan Pedagang Pasar Subuh.!

Edisi: 1.238
Halaman 2
Integritas |Independen |Kredibel
 
      Potret: AI|Properti • ilustrasi

JAKARTA, KUPANG TIMES - 'Tan Shot Yen menyayangkan penggunaan makanan cepat saji dalam sajian MBG.'

Ahli Gizi sekaligus Dokter, Tan Shot Yen, menyayangkan, kudapan yang disajikan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang kerap menggunakan makanan cepat saji atau ultra processed food (UPF). 

Kita bisa memberikan otak-otak, kita bisa kasih telur puyuh pindang,

masak, kita (MBG) kalah sama ibu-ibu yang jualan di pasar subuh."|dr. Tan (Ahli Gizi) dalam diskusi daring yang disiarkan melalui platform Zoom, Senin, (17/11/25) 

Pernyataan tersebut, disampaikan, saat dr. Tan, menjelaskan tentang panduan standar gizi dan makanan program MBG yang dirilis oleh Badan Gizi Nasional (BGN) dan Kementerian Kesehatan. 

di dalam panduan berbentuk buku tersebut, dr. Tan mengatakan, pemerintah menyiapkan resep hingga takaran gizi dalam menyajikan masakan untuk ibu hamil dan anak dengan jenjang umur tertentu. 

dalam sejumlah lembar dokumen yang dipresentasikan dr. Tan, panduan tersebut memuat resep makanan lokal yang dapat disajikan dalam satu rantang MBG. 

dalam buku itu, pemerintah memberikan contoh menu berupa dua sate lilit ikan tenggiri ukuran 80 gram, 800 gram lawar bali, satu pisang goreng, dan satu pisang goreng berbobot 50 gram. 

Namun, dr. Tan menyatakan dalam implementasinya, satuan pelayanan penyedia gizi atau SPPG kerap menyajikan makanan dengan lauk cepat saji dan susu sapi yang dicampur dengan gula. 

dr. Tan mengatakan, makanan cepat saji bisa memicu obesitas, gangguan metabolisme, dan gangguan gizi pada anak dan orang dewasa. 

selain itu, dr. Tan menyatakan, makanan cepat saji bisa mengganggu fokus dan membuat anak menjadi hiperaktif sehingga bisa mengakibatkan penurunan performa akademik. 

dr. Tan mempertanyakan, tujuan awal proyek MBG yang diharapkan sebagai pemenuhan gizi harian anak sekolah, perbaikan status gizi, hingga meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada 2045. 

Nah sekarang kalau (makanan) yang dibagi malah (membuat) performa akademiknya anjlok, gimana.?"|dr. Tan (Ahli Gizi)

dr. Tan menyayangkan, penggunaan makanan cepat saji dalam sajian MBG. 

Padahal, SPPG bisa menyajikan makanan menggunakan sumber pangan asli dan bukan olahan. 

dr. Tan mendorong SPPG, bisa membuat menu makanan secara variatif dari menu khas daerah dari Barat hingga Timur Indonesia. 

Jadi jangan pernah mengatakan anak-anak itu enggak doyan menu lokal,

barangkali yang masak yang gak benar."|dr. Tan (Ahli Gizi)

selain itu, dr. Tan mendorong Kampanye “4 Reformasi + 5 Rekomendasi MBG” yang menuntut perubahan terhadap pelaksanaan proyek utama Presiden RI, Prabowo Subianto itu. 

Kita betul-betul menginginkan agar menghentikan produk-produk industri masuk sebagai bagian dari MBG."|dr. Tan (Ahli Gizi)

Tuntutan Perubahan dr. Tan terhadap Proyek MBG, 

4 Reformasi Pelaksanaan MBG, antara lain:

1. Menghentikan distribusi UPF dalam MBG, 

2. Menghentikan operasional SPPG yang tidak sesuai petunjuk teknis dan berpotensi menimbulkan masalah, 

3. Menghentikan SPPG yang sudah bermasalah sampai mampu melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk teknis yang didahului simulasi terkontrol, 

4. Menerapkan sistem monitoring, evaluasi, dan supervisi yang akuntabel di semua SPPG, 

6 Rekomendasi Pelaksanaan MBG, antara lain:

1. Menggandeng kantin sekolah, agar menjadi dapur MBG yang berkualitas dengan ketentuan sebagai SPPG termodifikasi, 

2. Bekerja sama dengan unit kesehatan lingkungan atau puskesmas setempat sebagai layanan supervisi, monitoring, dan evaluasi, 

3. Transparansi keuangan setiap SPPG, 

4. Menerapkan edukasi makan bergizi tanpa campur tangan kepentingan industri di semua segmen penerima manfaat, 

5. Bekerja sama dengan tenaga pelaksana gizi puskesmas setempat, 

6. Mengalokasikan menu lokal sebagai 80 persen isi MBG di seluruh wilayah. 

Potret: KC|Properti • dr. Tan Shot Yen, disuatu tempat

Profil dr. Tan Shot Yen Sosok, 

dr. Tan Shot Yen, M.Hum, merupakan, wanita kelahiran 17 September 1964 di Beijing, China. 

Pendidikannya dimulai dari Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara (1983-1990). 

Setelah mendapatkan gelar dokter, dr. Tan, melanjutkan program Profesi Kedokteran Negara di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) pada tahun 1991.

tidak hanya itu, di luar negeri, dr. Tan Shot Yen mendalami ilmu di bidang instructional physiotherapy di Perth, Australia, serta mengambil diploma terkait Penyakit Menular dan HIV/AIDS dari Thailand.

dr. Tan selesaikan pendidikan filsafatnya di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara pada 2009. 

Selain mengisi seminar edukasi, mengikuti diskusi-diskusi, dr. Tan Shot Yen juga aktif menulis buku.

mengutip buku, Hidup Dalam Kesehatan Ilahi Meraih Kesempurnaan Dalam Kesehatan Tubuh, Jiwa, dan Roh, Baik Secara Medis Maupun Alkitabiah, Jimmy Chang, M.P.M., dr. Fendra Wician, dr. Ferina Angelia (2021:105), dr. Tan Shot Yen, yang mengajarkan kita, untuk hidup sehat, hendaknya memerhatikan apapun yang masuk tubuh kita melalui mulut kita, entah makanan, vitamin, atau suplemen (dalam bukunya berjudul Saya Pilih Sehat dan Sembuh)

Sebagai ahli gizi yang berpengalaman, dr. Tan berusaha untuk menggencarkan memberikan evaluasi dan edukasi tentang kemandirian pangan, serta kontra terhadap makanan ultraprocessed dalam keseharian masyarakat Indonesia.

tidak heran pada rapat Komisi IX DPR-RI, dr. Tan Shot Yen mengkritik menu-menu MBG yang diberikan kepada generasi Indonesia tidak sesuai dengan ketentuan nilai gizi yang diharapkan. 

memberikan olahan tepung-tepungan, memberikan komponen makanan yang telah melalui banyak proses, sehingga nilai gizi hilang.

demikian sekilas tentang profil dr. Tan Shot Yen yang tengah menjadi perbincangan hangat, karena kritik tajamnya terhadap menu dan program MBG di Indonesia. 

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Pangan, Gizi, Kesehatan, Sosial, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: dr. Tan Shot Yen, BGN, Komisi IX DPR-RI,

| Penerbit: Kupang TIMES

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®