Edisi: 1.172
Halaman 2
Integritas |Independen |Kredibel
JAKARTA, KUPANG TIMES - Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, mengungkapkan sebuah cerita dibalik kebijakannya yang secara resmi mengalihkan Kas Negara senilai IDR 200 Triliun yang disimpan di Bank Sentral kepada sejumlah Himpunan Bank Miliki Negara atau Himbara.
Purbaya, mengatakan, para bos bank pelat merah tersebut sempat bingung, bagaimana mengelola dana tersebut yang diharapkan menambah daya pencairan kredit.
"uang IDR 200 Triliun itu, hari Jum'at, (12/09/2025) sudah masuk ke Perbankan,
Sekarang saya duga para Dirut Bank pusing mau nyalurin ke mana."|Purbaya (Menkeu RI) dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, (15/09/25).
Purbaya, mengungkap, sejumlah respon yang diterimanya dari para bos Himbara tersebut.
Purbaya, mengklaim, sejumlah petinggi bank BUMN awalnya hanya mau menampung Kas negara sekitar IDR 7 Triliun.
Namun, eks Bos LPS tersebut menolak dan tetap menjalankan rencana kebijakannya.
"waktu saya mau salurkan IDR 200 Triliun, Bank bilang hanya sanggup serap IDR 7 Triliun,
saya bilang 'enak saja,' kasih ke sana semua biar mereka mikir,
Jadi bukan saya lagi yang mikir, biar mereka yang mikir."|Purbaya (Menkeu RI)
cukup tahu • sekadar catatan, uang sebesar IDR 200 Triliun, digelontorkan kepada 5 (lima) Himbara, antara lain:
1. Bank Mandiri • IDR 55 Triliun,
2. Bank Rakyat Indonesia (BRI) • IDR 55 Triliun,
3. Bank Negara Indonesia (BNI) • IDR 55 Triliun,
4. Bank Tabungan Negara (BTN) • IDR 25 Triliun,
5. Bank Syariah Indonesia (BSI) • IDR 10 Triliun.
Purbaya menggarisbawahi, jika kebijakan tersebut justru akan membuat Perbankan mendapatkan likuditas yang cukup besar.
Posisi itu juga diharapkan mampu menahan perang bunga antar perbankan yang selama ini kerap terjadi.
Pada akhirnya, hal itu juga dapat membuat Perbankan turut mengambil langkah penurunan bunga pinjaman, bunga deposito, yang turut menopang pertumbuhan ekonomi.
"yang jelas, cost of money turun. Jadi yang punya uang nggak ragu untuk belanjakan,
yang mau pinjam, nggak ragu untuk pinjam,
Tapi kalau banknya agak bingung nanti ada guidance untuk bantu program-program unggulan pemerintah,
Jadi win-win solution.. Kalau mereka bisa, ya salurkan.. Kalau nggak, ya kami opsi kesitu,
Jadi, hampir pasti ekonomi akan berjalan lebih cepat."|Purbaya (Menkeu RI)
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Keuangan, Perbankan,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Kemenkeu RI,
| Penerbit: Kupang TIMES