Edisi: 1.163
Halaman 2
Integritas |Independen |Kredibel
USA, KUPANG TIMES - Penyanyi dan Musisi, Taylor Swift, resmi mendapatkan kembali hak cipta atas katalog musiknya.
setelah bertahun-bertahun melakukan protes, terkait penjualan master yang dilakukan label lamanya.
pelantun 'All Too Well' itu, akhirnya menjadi pemilik penuh musik-musiknya.
melalui surat di situs resminya, yang di upload, pada Jum'at, (30/05/25), Taylor mengumumkan kabar gembira tersebut.
tidak lupa, Taylor, mengunggah foto bersama album-album yang sempat dijual Scooter Braun ke Shamrock Capital.
"semua musik yang pernah kubuat... sekarang menjadi milikku."|Swift (Penyanyi) dalam unggahan surat miliknya.
Kini, Taylor menjadi pemilik penuh video klip • rekaman konser • sampel album • fotografi • hingga lagu-lagunya yang belum sempat dirilis tetapi sudah dijual ke Shamrock Capital.
Impian, Taylor Swift yang menjadi Nyata,
dalam suratnya, Taylor, mengungkap bahwa; kerja samanya dengan Shamrock Capital untuk membeli kembali master-master album tersebut, berlangsung secara "jujur, adil dan penuh hormat."
dilansir dari CNN Internasional, Jum'at, (30/05/25), Taylor sempat kehilangan hak atas musiknya, setelah Scooter Braun menjual rekaman master 6 album pertama sang penyanyi, melalui Ithaca Holdings pada 2019 lalu.
waktu itu, Taylor mengaku tidak diberi kesempatan untuk membeli master-nya sendiri dan memicu konflik besar antara mereka.
Polemik tersebut, mendorong Taylor untuk merekam ulang album-album tersebut.
apalagi setelah diskusi dengan Shamrock Capital untuk membeli master albumnya, sempat menemui jalan buntu.
Kini, telah membeli kembali musiknya "secara langsung tanpa syarat, tanpa kemitraan, sepenuhnya otonom" dari pihak Shamrock Capital.
Taylor, mengatakan bahwa; "ini adalah impian terbesarku yang menjadi kenyataan."
Taylor, mengungkapkan, keberhasilannya 'membeli kembali' musiknya dari Shamrock Capital merupakan buah kesuksesan Eras Tour.
"aku tidak bisa cukup berterima kasih karena (penggemar) telah membantu menyatukan ku kembali dengan karya seni yang telah ku dedikasikan sepanjang hidup, yang belum pernah kumiliki sampai sekarang."|Swift (Penyanyi)
meskipun terlibat hubungan bisnis dengan Shamrock Capital, Taylor merasa bahwa; dirinya bisa dimengerti oleh mereka.
"ini adalah transaksi bisnis bagi mereka, tetapi aku benar-benar merasa mereka melihatnya sebagaimana bernilainya ini untukku: kenanganku, keringatku, tulisanku, dan impian puluhan tahunku."|Swift (Penyanyi)
mengenai kesuksesan Taylor mendapatkan kembali hak atas rekaman master albumnya, Scooter Braun memberikan tanggapannya.
"Aku ikut senang untuknya."|Braun
Rekaman Ulang sebagai Bentuk Perjuangan,
setelah berpindah ke Universal Music Group pada 2018, kontrak Taylor memungkinkan dirinya untuk memiliki rekaman master untuk karya-karya berikutnya.
sejak saat itu, Pemenang 14 Grammy Awards dan 58 Nominasi itu, merekam dan merilis ulang album-albumnya dengan diberi label Taylor's Version.
sejauh ini, Taylor telah merekam ulang 'Red • Speak Now • Fearless dan 1989' dengan embel-embel Taylor's Version.
di antara semua album-album sang penyanyi, para penggemar menantikan versi rekaman ulang untuk 'Reputation' (2017) dan album debutnya Taylor Swift (2006).
melalui pengumuman terbarunya, Taylor, memberikan spill; rekaman ulang Taylor Swift telah selesai, tetapi 'Reputation' masih dalam proses.
Taylor, mengatakan, kedua album tersebut akan dirilis 'ketika waktunya tepat' sekaligus untuk merayakan pencapaiannya termasuk saat mendapatkan kembali masternya.
Kesuksesan dan Pengaruh Rekaman Ulang Album Taylor Swift,
Keputusan merekam ulang album-albumnya ke dalam versi Taylor's Version membuat sang penyanyi mendulang kesuksesan besar.
salah satu albumnya, '1989' (Taylor's Version) yang dirilis pada 2023 meraih peringkat pertama di tangga lagu Billboard 200.
selain itu, album Taylor’s Version dari 'Red • Speak Now dan Fearless, juga meraih peringkat pertama saat dirilis.
album-album tersebut sukses besar, karena Taylor menambahkan lagu-lagu baru di dalamnya, misalnya; 'Is It Over Now' dari 1989 (Taylor’s Version) yang sempat berada di puncak Billboard Hot 100.
meskipun demikian, Taylor, mengatakan, dirinya sulit merekam ulang 'Reputation' karena album tersebut, berisi momen-momen spesifik dalam hidupnya.
di sisi lain, usaha Taylor merekam ulang enam album pertamanya selama bertahun-tahun telah memicu diskusi luas di industri musik.
dalam suratnya, Taylor merasa tersentuh, karena kasusnya membuka kesadaran artis lain untuk mendiskusikan kepemilikan karya dengan label.
"aku sangat tersentuh oleh diskusi yang kembali muncul di industri di kalangan artis dan penggemar,
setiap kali ada artis baru yang mengatakan bahwa; mereka berhasil menegosiasikan kepemilikan master mereka karena perjuangan ini, aku sadar betapa pentingnya semua ini terjadi."|Swift (Penyanyi).
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Hukum, Sosial,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Taylor Swift Official, CNN International,
| Penerbit: Kupang TIMES