Edisi: 1.150
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel
KUPANG TIMES - saat ini, Pemerintah tengah berupaya dan bekerja keras untuk memberantas aksi premanisme .
tahukah anda, pada masa Pemerintah Orde Baru, Pemberantasan Premanisme /atau Para Preman, dilakukan dengan cara Penembakan Misterius /atau 'Petrus.'
maraknya kasus premanisme yang terjadi di Tanah Air membuat pemerintah akhirnya turun tangan.
Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengatakan, Presiden RI, Prabowo Subianto, merasaa resah dan sudah berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal. Listyo Sigit Prabowo serta Jaksa Agung. ST. Burhanuddin, untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“Jadi pak presiden, pemerintah, betul-betul resah,
Presiden sudah koordinasi dengan Kapolri dan Jaksa Agung,
Koordinasi untuk mencari jalan keluar."|Prasetyo (Mensesneg), saat di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Jum'at, (09/05/25)
menindaklanjuti perintah presiden, Kapolri Jenderal.Listyo Sigit Prabowo, menerbitkan Surat Telegram dengan nomor STR/1081/IV/OPS.1.3./2025 yang ditujukan kepada Institusi Polda dan Polres se-Indonesia.
Surat Telegram tersebut, tertulis: instruksi operasi pemberantasan premanisme dengan langkah intelijen, dan preventif yang digelar mulai bulan Mei 2025.
“yang jelas, Polri menindak tegas setiap aksi premanisme,
beberapa kasus yang menonjol yang kemudian sempat viral, semuanya kami tangkap (pelakunya)."|Listyo (Kapolri), di Jakarta, Jum'at, (09/05/25)
Penindakan difokuskan pada berbagai bentuk kejahatan, seperti; pemerasan • pungutan liar • pengancaman • perusakan fasilitas umum • pengeroyokan • penganiayaan • penghasutan • pencemaran nama baik • penyebaran berita bohong • ujaran kebencian dan penculikan.
Polri juga mengambil sejumlah langkah strategis, antara lain: menyelidiki dan penegakan hukum terhadap organisasi kemasyarakatan (ormas) yang terbukti melakukan tindak pidana, menggelar razia terhadap praktik pungli dan premanisme, dan mengecek legalitas ormas yang terlibat.
“hingga memberikan rekomendasi kepada pemangku kepentingan terkait pembekuan atau pembatalan izin terhadap ormas yang terbukti melakukan tindak pidana."|Listyo (Kapolri)
Penembakan Misterius alias 'Petrus'
upaya pemberantasan aksi premanisme secara Nasional, pernah dilakukan di era Orde Baru, Pemerintahan Presiden Ke-2 RI, Soeharto.
tetapi di era Orde Baru, sistem Pemberantasan Aksi Premanisme, sangat mengerikan.
orang-orang yang diduga preman bukan ditangkap dan diadili secara hukum, tetapi dieksekusi secara misterius.
mereka tewas dengan luka tembakan dan mayatnya ditinggalkan di tempat umum.
tujuannya untuk efek jera dan teror /atau ketakutan.
operasi tersebut diterapkan pada tahun 1980-an, dengan nama Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK).
tapi sejarah mencatatnya dengan sebutan Penembak Misterius alias Petrus.
Kenapa disebut demikian.?
karena para pelaku (Petrus) beroperasi secara rahasia.
waktu itu orang-orang (diduga preman) ditemukan tewas di pinggir jalan, di tengah jalan /atau di bawah jembatan tetapi ada pula korban yang disembunyikan mayatnya.
para korban Petrus biasanya memiliki ciri-ciri luka yang hampir sama, yakni; memiliki tiga luka tembak di tubuh, beberapa korban terdapat luka cekik, dan biasanya pelaku meninggalkan uang IDR 10.000 untuk biaya penguburan, di waktu itu.
Korban-korban umumnya diketahui berprofesi sebagai preman /atau anggota Gabungan Anak Liar, disingkat Gali.
beberapa hanya karena mereka memiliki tato, walau kemungkinan besar bukan preman.
dalang di balik operasi juga samar-samar tetapi kuat dugaan adanya campur tangan rezim.
dugaan tersebut, diungkapkan oleh: David Bourchier dalam Crime, Law, and State Authority in Indonesia.
David, mengatakan, pelaku Petrus bertindak dalam konteks melaksanakan perintah.
mereka dikoordinasi Panglima Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib), yang berada di bawah komando kepala negara.
para pelaku juga sangat profesional yang diperkuat dengan bukti-bukti yang ada di lapangan.
misalnya: pada tali tambang dan kayu yang digunakan untuk mencekik korban • alat untuk eksekusi terlihat sudah dipersiapkan • Kayu pegangan dipotong dengan halus dan bahkan diserut • sedangkan jenis ikatan clove-hitch pada tali menunjukkan pelaku orang yang terlatih dan mengerti tali-temali.
lalu, benarkah pemerintah adalah dalang operasi Petrus.?
seseorang, mengatakan bahwa; Petrus merupakan metode efektif membasmi kejahatan.
ucapan tersebut, merupakan statement Presiden Ke-2 RI, Soeharto.
Pendapat itu diabadikannya dalam buku biografinya: 'Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya.'
"dari pada Hukum yang berlaku, efek jera akibat Petrus terasa lebih nyata,
Ya, harus dengan kekerasan,
tetapi kekerasan itu bukan lantas dengan tembakan, begitu saja,
Bukan.! tetapi yang melawan, ya, mau tidak mau harus ditembak,”|Soeharto (Presiden Ke-2 RI), dalam buku yang terbit pada 1989 itu.
Majalah TEMPO pernah mewawancarai salah seorang operator, sebutan pelaku Petrus pada 2012.
dia adalah M. Hasbi, bekas Komandan Kodim 0734 Yogyakarta.
saat diwawancarai TEMPO, di masa kelam itu, dirinya menjabat sebagai Ketua Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI dan Polri Jawa Tengah.
dalam proses wawancara, M. Hasbi, terlihat tidak menyesali perbuatannya.
M. Hasbi, mengatakan, OPK merupakan perintah dari atasan dan tidak melanggar aturan, karena tidak ada reaksi penolakan dari masyarakat.
“Gali-gali itu sudah sangat meresahkan masyarakat, sehingga harus segera diberantas."|M. Hasbi, yang pada 1980-an bertugas di Yogyakarta sebagai Dandim.
M. Hasbi, mengatakan, Operasi Petrus dilakukan, ketika situasi keamanan terganggu.
selepas melapor ke Pangdam Diponegoro, dirinya berkoordinasi dengan polisi untuk melakukan operasi.
Koordinasi tersebut dilakukan untuk membuat daftar preman yang sumbernya dari laporan masyarakat.
sumber tersebut kemudian di verifikasi dan di Filter, di Badan koordinasi Intelijen yang berisi intel kodim, intel polisi, dan intel kejaksaan.
“Para preman yang masuk daftar, diumumkan dan diminta lapor untuk diberi Kartu Tanda Lapor (KTL),
Semua preman yang menunjukan KTL akan aman, jika tidak sesuai standar akan ada operasi."|M. Hasbi (Pelaku Petrus), sebagaimana dalam liputan TEMPO pada 31 Juli 2012.
di sisi lain, menurut David, Petrus hadir dari tingginya kriminalitas para preman yang kerap melakukan pemerasan dan perampokan sehingga meresahkan masyarakat.
Namun, David, mengatakan, hadirnya para preman tersebut, merupakan, kesalahan rezim Orba itu sendiri.
Musababnya adalah sistem ekonomi dan tata kelola finansial yang buruk membuat rezim Orba terjebak dalam krisis ekonomi.
akibatnya, banyak masyarakat terjebak dalam kemiskinan.
Kemudian membuat mereka melihat bahwa; kejahatan merupakan jalan satu-satunya untuk keluar—atau sekadar bertahan—di tengah gempuran kemiskinan.
Namun di sisi lain, pemerintah bukanya mengupayakan kemiskinan, tapi malah memberantas mereka dengan cara dibunuh.
Kasus ini boleh dibilang salah satu dark number /atau kejahatan yang tidak tercatat di Indonesia.
Padahal korbannya bukan puluhan /atau ratusan, tapi dilaporkan mencapai ribuan orang.
Penelitian David Bourchier pada 1990, mengungkapkan bahwa; korban mencapai 10 ribu orang.
Sedangkan dari pengaduan yang diterima oleh Komnas HAM, jumlah korban mencapai 2 ribu orang lebih.
Trimurjo alias Kentus, salah seorang penyintas operasi Petrus, bercerita kepada Majalah TEMPO pada 2012 lalu.
waktu itu, pada akhir 1982, dirinya dan teman-temannya yang terbiasa hidup di jalanan ditugaskan untuk mengawal Golkar berkampanye di Yogyakarta.
Namun, saat tengah malam, mereka justru diberondong oleh tim OPK.
Kepada TEMPO, Kentus, mengatakan, dirinya tidak tahu alasan, kenapa kawan-kawannya ditembak mati.
yang jelas, kawan-kawannya semakin banyak ditembak secara misterius pada 1982.
menyadari nyawanya terancam, Kentus meminta perlindungan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) di Jakarta pada awal 1983.
Kentus mengadu pada Adnan Buyung Nasution.
di LBH, Kentus mendapatkan surat jaminan hidup.
setelah luntang-lantung hidup di kantor LBH Yogyakarta, Kentus kemudian diserahkan ke Kodim.
selama disana, Kentus melakukan apel setiap hari Senin, di kantor Koramil Gedongtengen selama enam tahun.
enam tahun menjadi tahanan, Kentus lepas dari bui.
Kentus, kemudian menjual nasi kecil-kecilan untuk menghidupi anak dan istrinya.
dalam liputan yang ditulis TEMPO pada 2012, Kentus kini bekerja di sebuah perusahaan mebel.
Cerita Kentus bisa dibilang beruntung.
setidaknya Kentus tidak mati ditembak lalu ditelantarkan di jalan, hanya karena dirinya dituduh preman dan gali /atau hanya sekadar memiliki tato di tubuhnya.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Sejarah, Hukum, Sosial,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Majalah TEMPO, Kemensetneg RI, Humas Polri, Puspenkum Kejagung,
| Penerbit: Kupang TIMES