Purbaya TANGGAPI Jokowi, SOAL Whoosh Tidak Kejar Laba: "Ada Betulnya, Sedikit."

Edisi: 1.213
Halaman 3
Integritas |Independen |Kredibel

      Potret: KT|Properti

JAKARTA, KUPANG TIMES - Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, menanggapi, pernyataan Presiden Ke-7 RI, Joko Widodo, terkait utang kereta cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh. 

Jokowi, mengatakan proyek Whoosh bertujuan untuk layanan publik berupa penyediaan transportasi umum, bukan untuk mencari laba.

“ada betulnya juga, sedikit, karena Whoosh sebetulnya ada misi regional development juga, tapi bagian regional belum dikembangkan mungkin, di mana ada pemberhentian di sekitar jalur Whoosh dibuat agar ekonomi sekitar area tersebut tumbuh, 

itu harus dikembangkan ke depan, jadi ada betulnya."|Purbaya (Menkeu RI) saat ditemui usai acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, Selasa, (28/10/25).

cukup tahu • isu utang proyek Whoosh kembali mencuat setelah muncul kekhawatiran soal beban yang harus ditanggung negara. 

Jokowi, mengungkapkan, alasannya, membangun proyek tersebut lantaran kemacetan Jabodetabek dan Bandung yang sudah sangat parah sejak puluhan tahun lalu. 

dengan kondisi kemacetan tersebut, ia memperkirakan kerugian ekonomi bisa mencapai IDR 100 Triliun per-tahun untuk mengatasi kerugian akibat kemacetan di Jabodetabek dan Bandung. 

diperlukan pengembangan moda transportasi massal untuk mengatasi kemacetan. 

hal itu mendorong pemerintah membangun MRT, LRT, KRL, kereta bandara, serta kereta cepat Whoosh.

“Prinsip dasar transportasi massal, transportasi umum itu adalah layanan publik.. ini kita juga harus mengerti, bukan mencari laba,

Jadi, sekali lagi, transportasi massal, transportasi umum itu tidak diukur dari laba, diukur dari keuntungan sosial."|Jokowi (eks Presiden RI) dikutip dari Antara video, Selasa, (28/10/25).

Jokowi, menilai, keberhasilan proyek transportasi massal seperti MRT, LRT, dan Whoosh terlihat dari meningkatnya jumlah penumpang, menandakan perubahan perilaku masyarakat dari penggunaan kendaraan pribadi ke moda umum.

Lunasi Utang Whoosh, 

sebelumnya, Purbaya, mengatakan, Danantara mampu menyelesaikan utang PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tanpa dukungan langsung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

proyeksi pendapatan dari operasional Whoosh mencapai IDR 1,5 Triliun per-tahun. 

Danantara yang saat ini membawahi KCIC juga memiliki kemampuan untuk menyelesaikan utang KCIC tapa bantuan pemerintah karena mengelola dividen BUMN.

"Karena Danantara terima dividen dari BUMN kan hamper IDR 80 Triliun sampai IDR 90 Triliun.. itu cukup untuk menutupi sekitar IDR 2 Triliun (bunga) bayaran tahunan KCIC."|Purbaya (Menkeu RI) di Wisma Danantara, Jakarta, Rabu, (16/10/25).

saat ini, dividen BUMN yang dikelola Danantara masih ditempatkan dalam bentuk surat utang. 

Namun, Purbaya, mengatakan, CEO Danantara, Rosan Roeslani, sedang melakukan kajian teknis untuk merumuskan skema penyelesaian utang KCIC yang paling tepat.

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Politik, Keuangan, Transportasi, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: Kemenkeu RI, Joko Widodo, 

| Penerbit: Kupang TIMES

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®