Edisi: 1.149
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel
KUPANG TIMES - Penerimaan Pajak tidak pernah tercapai, akibat Kinerja Pemerintah yang berkebalikan menggairahkan ekonomi, akan menjadi pukulan besar untuk rakyat, di tengah ekonomi yang lesu.
Sepuluh Tahun tidak pernah mencapai target, Pemerintah malah menaikkan ambisi penerimaan pajak.
tidak tanggung-tanggung, Kenaikan Penerimaan Pajak Tahun 2026 sebesar 13,5% • dua kali lipat Kenaikan Pajak setiap tahun, dalam satu dekade.
Naiknya target penerimaan pajak tersebut, tidak lepas dari keinginan Presiden RI, Prabowo Subianto, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4%.
dasarnya adalah angka pertumbuhan ekonomi pada Kuartal II Tahun 2025 sebesar 5,12%.
Padahal angka tersebut, diragukan sumber dan metodologi-nya.
meski berjanji, tidak akan menambah objek pajak baru /atau menaikkan tarif, untuk memenuhi kenaikan target penerimaan pajak tersebut, Pemerintah akan menekan ragam pajak dalam jenis pajak yang sudah ada.
dan masalahnya, ragam pajak tersebut, akan menjadi beban baru rakyat.
Kendati, Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati, mengklaim, tidak akan menambah objek pajak baru, memasang target tinggi penerimaan pajak, tetap akan membebani rakyat.
Investasi juga dipastikan melambat, karena swasta akan membebankan pajak tersebut kepada Konsumen.
di tengah menurunnya daya beli, menaikkan target pajak adalah bunuh diri ekonomi paling efektif.
Kombinasi kelesuan ekonomi dan inflasi akibat pajak yang ditekan, akan menciptakan neraka baru, berupa; stagflasi • harga-harga komoditas naik • ekonomi stagnan.
tapi, tenang saja, Pemerintahan Prabowo, kini punya cara jitu, dalam menangkal indikator ekonomi yang memburuk: 'mengutak-atik statistik sehingga indah dan cerah diatas kertas.'
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Politik, Ekonomi, Pajak, Sosial,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Editorial TCO,
| Penerbit: Kupang TIMES