Edisi: 1.144
Halaman 2
Integritas |Independen |Kredibel
JAKARTA, KUPANG TIMES - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memberikan kepercayaan kepada Kementerian Kebudayaan RI, untuk mengerjakan proyek penulisan ulang sejarah Republik Indonesia dengan melibatkan akademisi sejarah dan sejarawan.
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, mengatakan, proses penulisan ulang sejarah tersebut, ditargetkan rampung sebelum 17 Agustus 2025 /atau saat usia kemerdekaan Indonesia menginjak 80 tahun.
penulisan ulang sejarah Indonesia dilakukan, karena banyak orang yang disebut tidak mengerti sejarah Indonesia.
Padahal, Presiden Pertama RI, Ir. Soekarno, mengatakan, Jangan Melupakan Sejarah /atau kerap disingkat Jas Merah.
Libatkan 100 Sejarawan,
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, mengatakan, penulisan ulang sejarah tersebut, akan melibatkan 100 orang sejarawan yang dipimpin oleh Guru Besar Ilmu Sejarah FIB UI, Susanto Zuhdi.
"Kita melibatkan hampir 100 lebih ya kayaknya sejarawan, dipimpin oleh Prof. Susanto Zuhdi, sejarawan senior dari Universitas Indonesia."|Fadli (Menteri Kebudayaan RI), saat di kawasan Jakarta Selatan, Selasa, (06/05/25) malam.
Fadli, menjelaskan, penulisan ulang sejarah Indonesia tersebut, akan termaktub dalam buku yang dicetak secara berjilid-jilid dan meliputi pra-sejarah hingga sejarah kontemporer.
Namun, penulisan ulang sejarah tersebut, tidak akan mulai dari nol, melainkan melanjutkan apa yang sudah ada dalam buku-buku sejarah.
"Jadi kita akan berangkat tentu dari apa yang sudah ditulis dan kita melakukan update, penambahan-penambahan, data dan sebagainya."|Fadli (Menteri Kebudayaan RI)
Hadiah HUT Ke-80 RI,
Penulisan ulang sejarah tersebut, bertujuan untuk merangkum sejarah perjalanan bangsa Indonesia yang akan menjadi rujukan formal alias sejarah resmi mengenai Indonesia.
Fadli, mengatakan, penulisan ulang sejarah tersebut, ditargetkan rampung sebelum 17 Agustus 2025.
ini menjadi semacam hadiah bagi Indonesia yang menginjak usia 80 tahun.
"Ini pokoknya, Ini harus menjadi semacam hadiah dalam rangka 80 tahun Indonesia Merdeka,
Kita harus ada satu formal history, official history."|Fadli (Menteri Kebudayaan RI)
Revisi Penjajahan Belanda 350 Tahun,
ada beberapa peristiwa yang akan direvisi dalam buku sejarah resmi negara garapan Kementerian Kebudayaan.
Fadli, mengatakan, salah satu yang akan diubah adalah periode penjajahan Belanda di Indonesia yang kerap disebut berlangsung selama 350 tahun.
Belanda tidak menjajah Indonesia selama 350 tahun.
sebab, selama 350 tahun itu banyak daerah di Indonesia yang melakukan perlawanan kepada Belanda.
"termasuk saya katakan soal 350 tahun dijajah itu menurut saya harus diubah mindset itu,
enggak ada 350 tahun Indonesia dijajah itu,
Kita itu melakukan perlawanan terhadap para penjajah itu,
"di Aceh, di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Perang Jawa Diponegoro itu,
Ada yang perlawanannya 200 tahun, ada yang perlawanannya puluhan,
Jadi kita ubah bukan sejarah kita dijajahnya tapi perlawanannya yang harus kita tonjolkan."|Fadli (Menteri Kebudayaan RI)
Peristiwa 1965 Tidak Diubah,
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, dalam rencana penulisan ulang sejarah Indonesia tersebut, tidak akan mengubah sejarah tentang peristiwa kelam 1965 yang kerap disebut G30S PKI (Partai Komunis Indonesia) /atau Gerakan Satu Oktober (Gestok).
Fadli, mengklaim, tidak ada kontroversi terkait sejarah berdarah yang menyebabkan jutaan korban meninggal dunia akibat peristiwa politik itu.
"Kalau itu kan jelas dong. Orang dinyatakan sendiri oleh mereka kok,
Jadi apa yang mau (diubah), justru jangan membelokkan sejarah,
Kalau itu kan jelas.. PKI kan memang mau mengambil alih kekuasaan dari negara ketika itu,
dimana kontroversinya.? Tidak ada kontroversi."|Fadli (Menteri Kebudayaan RI)
Peristiwa Madiun 1948 Tidak Diubah,
Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, mengatakan, peristiwa politik pemberontakan PKI di tahun 1948 /atau kerap disebut sebagai Madiun Affair juga tidak akan diubah.
Fadli, mengklaim, peristiwa politik tersebut adalah upaya pemberontakan yang dilakukan PKI yang menyebabkan banyak korban dari pihak Nahdlatul Ulama (NU).
"[Madiun] 48 kan jelas pemberontakan.. Ya, jelas pemberontakan dan difasilitasi oleh Belanda.. Kan, jelas itu.. Mau lihat siapa yang dibantai oleh PKI 48 itu, Banyak.. Korban-korbannya itu kiai NU diculik."|Fadli (Menteri Kebudayaan RI)
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Sejarah, Pendidikan,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Kementerian Kebudayaan RI,
| Penerbit: Kupang TIMES