Edisi: 00108
Halaman 2
Foto: Boris Johnson di Downing StreetINGGRIS, KUPANG TIMES - Boris Johnson resmi mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris, pada Kamis, 07 Juli 2022.
Dalam pidato resminya, Boris menyatakan terima kasih kepada rakyat Inggris yang telah memilih Partai Konservatif.
Dalam pidatonya yang di siarkan langsung oleh BBC, Kamis (07/07/22), Boris mengatakan hal tersebut merupakan keinginan partainya di parlemen.
"Jelas sekarang keinginan Partai Konservatif Parlementer, bahwa; harus ada pemimpin baru partai dan oleh karena itu, perdana menteri baru,"|Boris Johnson (PM Inggris)
"Proses pemilihan pemimpin baru partai, di mulai saat ini, dan jadwalnya akan di umumkan kembali pada pekan depan.
Mundurnya Boris Johnson sebagai pemimpin partai, otomatis Boris Johnson akan turun dari jabatannya sebagai PM Inggris.
Pasalnya, di Negeri Ratu Elizabeth, Perdana Menteri adalah pemimpin partai yang memenangkan suara terbanyak dalam pemilu dan di tunjuk oleh Ratu.
Adapun, Boris Johnson akan tetap menjabat sebagai PM Inggris, hingga PM Inggris yang baru, dari Partai Konservatif di lantik pada Oktober 2022 mendatang.
Sebelumnya, Pemerintahan Inggris nyaris bubar, setelah 53 Menteri dan Pejabat Negara mengajukan Pengunduran Diri.
Hal ini akibat skandal pelecehan seksual Chris Pincher, yang tetap di angkat sebagai Deputy Chief Whip.
Posisi Deputy Chief Whip, sangat penting untuk mengatur Kontribusi Partai di Parlemen.
Dan Boris Johnson, secara tegas dan berkeras hati, tetap menjalankan tugas pemerintahan sebagai PM Inggris,"Tugas seorang Perdana Menteri dalam situasi sulit ketika dia di beri kepercayaan besar adalah untuk terus berjalan dan itulah yang akan saya lakukan." Rabu, (06/07/22).
Namun demikian, posisi Boris Johnson justru kian rapuh.
Bahkan, Boris Johnson harus menghadapi mosi tidak percaya di parlemen menyusul kandal 'partygate' yang menimpanya.
Dalam mosi tidak percaya tersebut, Boris Johnson berhasil 'lolos.'
Namun, kepemimpinannya terus di pertanyakan.
(W.J.B)