MENGENAL Sanae Takaichi, Perdana Menteri Perempuan Pertama Jepang.?

Edisi: 1.231
Halaman 2
Integritas |Independen |Kredibel


JEPANG, KUPANG TIMES - Sosok yang Dikagumi: 'Margaret Thatcher.'

Ambisi Pribadi: 'Menjadi Perempuan Besi dari Jepang.'

setelah dua kali gagal, Sanae Takaichi (64th) berhasil mewujudkan ambisi lamanya.

dalam pemungutan suara dan sejarah tercipta di parlemen pada 21 Oktober 2025, Takaichi terpilih sebagai perdana menteri perempuan pertama Jepang.

sebelumnya, pada 4 Oktober lalu, Takaichi terpilih sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal (LDP), partai yang berkuasa di Jepang, bertepatan dengan ulang tahun Ke-70 Partai tersebut.

Sanae Takaichi dikenal cukup kontroversial, karena pandangannya soal kebijakan terkait perempuan serta imigrasi, antara lain: penolakan revisi undang-undang agar perempuan tidak perlu mengikuti nama keluarga pasangan hingga dorongan pada perempuan untuk menjadi istri dan ibu di tengah turunnya angka pernikahan dan kelahiran di Jepang.

Perspektifnya terhadap ekonomi juga cenderung mengikuti mazhab yang dijalankan mendiang Shinzo Abe.

Kontroversi lain dari Takaichi adalah pandangannya yang mendorong rakyat Jepang untuk "bekerja bagai kuda."

dari Band Metal ke Panggung Politik Global, 

lahir di Prefektur Nara pada tahun 1961, latar belakang Takaichi jauh dari panggung politik. 

ayahnya adalah seorang pekerja kantoran dan ibunya adalah seorang polisi wanita.

semula, Takaichi terkenal sebagai pemain drum heavy metal yang handal, bahkan dirinya sering membawa banyak stik drum, karena mematahkannya saat bermain dengan intensitas tinggi.

Sanae Takaichi, juga memiliki hobi menyelam dan otomotif, yakni: Toyota Supra, yang kini dipajang di Museum Nara.

sebelum memutuskan terjun ke dunia politik, Takaichi pernah menjadi pembawa acara di televisi.

Inspirasi politiknya tumbuh pada 1980-an, di tengah memanasnya friksi perdagangan AS-Jepang. 

Takaichi bertekad untuk memahami pandangan AS terhadap negaranya, dirinya bekerja di kantor Patricia Schroeder, anggota kongres Demokrat yang dikenal kritis terhadap Jepang.

dengan adanya pengalaman tersebut, membuka mata Takaichi tentang bagaimana orang Amerika Serikat kesulitan membedakan bahasa dan budaya Jepang, Tiongkok, dan Korea. 

Takaichi bertekad membuat Jepang dihormati dan dipahami secara global.

"Jika Jepang tidak mampu mempertahankan diri, nasibnya akan selalu bergantung pada opini publik AS yang dangkal."|Sanae Takaichi (PM Jepang) 

Sanae Takaichi menjajal pemilihan parlemen pertamanya pada 1992 melalui jalur independen, dan hasilnya saat itu, Takaichi kalah.

Namun, Takaichi tetap mencoba hingga memperoleh kursi setahun setelahnya dan kemudian bergabung dengan LDP pada 1996. 

sejak saat itu, Takaichi terus terpilih sebagai anggota parlemen hingga 10 kali. 

Kesempatan tersebut, terus dipupuknya untuk membangun reputasi sebagai sosok suara konservatif paling vokal di partainya.

Perjalanan kariernya berlanjut ketika duduk di pemerintahan, antara lain: menteri keamanan ekonomi, menteri industri dan perdagangan, dan menteri komunikasi dan urusan dalam negeri terlama.

pada 2021, Takaichi mulai berupaya ikut suksesi kepemimpinan partai. 

dalam percobaan pertamanya, Takaichi kalah dari Fumio Kishida.

pada 2024, Takaichi mencoba lagi dan unggul pada tahap pertama pengambilan suara, akan tetapi, Shigeru Ishiba yang akhirnya menang.

Tahun 2025, merupakan partisipasi ketiganya dan Takaichi menang. 

Parlemen Jepang sepakat, Takaichi menjadi perdana menteri perempuan pertama sekaligus yang pertama dari Nara.

"Cita-cita saya menjadi perempuan besi."|Sanae Takaichi (PM Jepang) saat Kampanye dan berbicara dengan anak-anak sekolah. 

Takaichi dan Kontroversinya, 

sejak memilih bergabung dengan partai konservatif, Takaichi menunjukkan dirinya berhaluan konservatif.

Takaichi tidak berhenti menentang undang-undang yang memungkinkan perempuan yang sudah menikah untuk mempertahankan nama gadis mereka. 

alasannya, hal itu merusak tradisi.

Sanae Takaichi juga menentang pernikahan sesama jenis.

Takaichi juga aktif menyuarakan agar perempuan menikah dan memiliki anak sesuai tradisi. 

apalagi angka pernikahan dan kelahiran menurun drastis di Jepang.

Namun, baru-baru ini, Takaichi melunakkan sikapnya. 

selama kampanye, Takaichi berjanji, biaya pengasuh anak dapat dikurangi dengan mengambil dari porsi pajak. 

Takaichi, mengusulkan, potongan pajak korporasi bagi perusahaan yang menyediakan layanan penitipan anak di dalam perusahaan.

selain itu, Takaichi memperluas layanan rumah sakit untuk kesehatan perempuan, memberikan pengakuan yang lebih besar bagi pekerja rumah tangga, dan meningkatkan opsi perawatan bagi lansia. 

usulan kebijakan tersebut, berlandaskan pengalamannya.

"secara pribadi, saya telah melalui masa-masa pengasuhan, 

itulah mengapa saya bertekad untuk mengurangi jumlah orang yang terpaksa meninggalkan pekerjaan mereka karena mengasuh anak,

saya ingin menciptakan masyarakat di mana orang tidak perlu mengorbankan karier mereka."|Sanae Takaichi (PM Jepang) 

Pandangan kontroversial Takaichi lainnya adalah mengenai etos kerja.

dia menyatakan bahwa; masyarakat Jepang seharusnya "bekerja bagai kuda."

pada kesempatan lain, Takaichi menegaskan, dirinya akan "kerja, kerja, kerja" untuk mengubah "kecemasan masyarakat mengenai kehidupan mereka dan demi masa depan yang penuh harapan."

Pandangannya menuai kritik, karena dianggap menggelorakan fenomena karoshi di Jepang, yaitu: para pegawai yang bekerja hingga meninggal dunia.


Takaichi juga dikenal sebagai murid mendiang Shinzo Abe. 

untuk itu, Takaichi berjanji untuk menghidupkan kembali visi ekonomi "Abenomics" yang mencakup pengeluaran publik yang tinggi dan pinjaman murah.

hal lainnya yang dianggap kontroversi adalah rutinitasnya mengunjungi Kuil Yasukuni. 

Kuil tersebut berdiri untuk menghormati korban perang Jepang termasuk pelaku kejahatan perang yang dihukum.

apa alasan terpilihnya Takaichi.?

sejak didirikan pada 1955, LDP telah mendominasi politik Jepang. 

belakangan, partai ini kehilangan dukungan di tengah kekecewaan terhadap perekonomian yang lesu, penurunan populasi, dan ketidakpuasan sosial.

Takaichi yang berasal dari sayap kanan LDP diharapkan dapat menarik kembali pemilih konservatif yang telah beralih ke partai Sanseito yang ekstrem kanan.

Sanseito, yang mengusung slogan "Jepang yang Utama," berhasil menarik pemilih konservatif. 

dan ini terlihat dari lonjakan kursi yang awalnya hanya satu menjadi 15 kursi.

Takaichi sendiri mengakui masalah tersebut dalam pidatonya setelah memenangkan putaran pertama pemungutan suara: "Kami telah menerima kritik yang sangat keras dari pendukung inti kami, pemilih konservatif, dan anggota partai."

"LDP harus berubah demi masa kini dan masa depan Jepang, 

Kami akan selalu mengutamakan kepentingan nasional dan mengelola negara dengan rasa keseimbangan."|Sanae Takaichi (PM Jepang) 

Bagaimana Reaksi Pasar dan Tantangan Ekonominya.?

Investor menyambut baik pengumuman kemenangannya dalam pemilihan internal LDP. 

Saham-saham di sektor real estate, teknologi, dan industri berat merangkak naik, seolah memberikan isyarat optimisme pasar. 

Namun, di sisi lain, nilai Yen justru mencapai rekor terendah terhadap Euro dan merosot 1,7% terhadap Dolar AS.

Ekonom Jepang, Jesper Koll, mengatakan kepada BBC bahwa lonjakan pasar pada Senin, (06/10/25) merupakan "reaksi spontan" terhadap potensi penunjukan Takaichi sebagai perdana menteri.

Meski usulan kebijakannya untuk menstimulasi ekonomi melalui peningkatan belanja pemerintah dapat menguntungkan dunia usaha, hal itu dikhawatirkan dapat semakin melemahkan Yen karena utang Jepang yang membengkak.

Setelah dilantik menjadi perdana menteri, Takaichi langsung menavigasi hubungan AS-Jepang berkaitan kesepakatan tarif dengan pemerintahan Presiden Donald Trump, kesepakatan.

Sanae Takaichi, juga harus menghadapi ekonomi yang lesu dan rumah tangga yang berjuang melawan biaya hidup tinggi di tengah pertumbuhan upah yang lambat.

dengan rencana kunjungan Trump ke Jepang akhir bulan ini, Koll mengatakan Takaichi akan sangat ingin menegosiasikan kesepakatan baru dengan presiden AS tersebut "untuk menurunkan dolar dan menaikkan yen."

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Politik, Sejarah, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: BBC News, 

| Penerbit: Kupang TIMES

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®