Edisi: 1.211
Halaman 3
Integritas |Independen |Kredibel
JABAR, KUPANG TIMES - dalam Kunjungan Kerja ke Pabrik AQUA Subang, Gubernur Prov Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau yang dikenal dengan sebutan KDM, mengakui, sumber air AQUA dari mata air pegunungan.
Kang Dedi, mengatakan, mata air tersebut dibangun fasilitas jalan ke area proses produksi menggunakan pipa, untuk menjaga dan melindungi sumber air baku untuk produk AQUA.
“mata air pegunungan clear.. emang saya datang kesini ada niat gak jelek-jelekin AQUA."|KDM (Gubernur Jabar) sesaat sebelum meninggalkan lokasi pabrik AQUA.
Kang Dedi, mengatakan, selama ini, banyak konsumen mengira bahwa; air pegunungan yang mereka konsumsi, langsung diambil dari mata air permukaan yang mengalir di antara bebatuan.
Namun, pakar hidrogeologi, menjelaskan, pemahaman konsumen dengan penjelasan ilmiah, yang justru semakin memperkuat keyakinan akan kualitas dan keamanan air pegunungan yang selama ini dinikmati konsumen.
Profesor. Lambok M. Hutasoit, pakar Hidrogeologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menjelaskan, air pegunungan sebenarnya berasal dari sistem akuifer alami yang terbentuk melalui proses geologi yang panjang dan kompleks.
Proses dimulai ketika air hujan turun di kawasan pegunungan, kemudian meresap secara perlahan melalui berbagai lapisan batuan dan tanah.
Proses resapan alami inilah yang menjadi kunci utama terbentuknya akuifer lapisan batuan berpori yang menyimpan air bersih.
“sumber air pegunungan itu, berada dalam sistem akuifer yang dihasilkan dari proses alami di pegunungan, yaitu: hujan yang meresap ke dalam tanah, lalu mengalir ke sumber air dan diambil dari akuifer bawah tanah di pegunungan."|Prof. Lambok (ahli Hidrogeologi) dalam keterangannya di Jakarta, Jum'at, (24/10/25).
Proses resapan yang membutuhkan waktu bertahun-tahun inilah yang secara alami menyaring air dan mengisinya dengan mineral-mineral bermanfaat.
Pemilihan sumber air dari akuifer pegunungan oleh Industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) bukan tanpa alasan ilmiah yang kuat.
dibandingkan dengan air tanah biasa, air dari akuifer pegunungan memiliki kualitas yang lebih terjamin.
Prof. Lambok, menegaskan, tidak semua air tanah aman untuk dikonsumsi langsung.
“Salah satunya ada Kromium VI yang sangat beracun,
Jadi, tidak sembarangan menggunakan air tanah untuk air minum,
Harus dianalisis kimianya terlebih dahulu."|Prof. Lambok (ahli Hidrogeologi)
Prof. Lambok, mengatakan, ancaman kontaminasi air tanah dari berbagai sumber pencemar menjadi pertimbangan utama dalam memilih sumber air yang benar-benar aman.
Kualitas air pegunungan juga sangat ditentukan oleh karakteristik lapisan batuan tempat akuifer terbentuk.
batuan pasir, kapur, dan gamping dinilai ideal sebagai sumber air karena kemampuannya menyaring air secara alami sekaligus melarutkan mineral-mineral penting.
sebaliknya, batuan lumpur dianggap kurang baik karena lebih rentan terhadap kontaminasi.
“batuan yang mengandung air bisa ditemukan di kedalaman dangkal maupun dalam,
tapi yang dangkal biasanya lebih rawan kontaminasi, baik dari toilet, selokan, maupun limbah lain."|Prof. Lambok (ahli Hidrogeologi)
Penjelasan Prof. Lambok, semakin mempertegas, mengapa air dari akuifer dalam di kawasan pegunungan menjadi pilihan terbaik untuk memastikan keamanan dan kualitas air minum yang dikonsumsi masyarakat setiap hari.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Sains, Lingkungan, Kesehatan,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Prof. Lambok M. Hutasoit, Humas Pemprov Jabar, KDM YouTube channel,
| Penerbit: Kupang TIMES
