Edisi: 1.148
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel
JAKARTA, KUPANG TIMES - Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Wakil Ketua Komisi VIII DPR-RI sekaligus Keponakan Presiden RI, Prabowo Subianto, mengatakan, Generasi Muda Indonesia di-imbau untuk tidak terus-menerus berharap pada Pemerintah, dalam mencari Pekerjaan, Selasa, (25/02/25), saat di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta,
dalam pernyataannya, Rahayu Saraswati, menegaskan, terlalu bergantung pada lowongan kerja pemerintah adalah pola pikir yang sudah ketinggalan zaman.
itu adalah warisan cara berpikir era kolonial, di mana masyarakat cenderung pasif dan hanya menunggu bantuan dari penguasa.
"Kalau kalian terus-menerus berharap dapat kerja dari Pemerintah.. itu sama saja dengan pola pikir Kolonial."|Rahayu (Legislator RI)
Rahayu, mengatakan, saat ini adalah waktu yang tepat bagi generasi muda untuk bangkit dan menjadi pencipta lapangan kerja.
Rahayu, mendorong anak muda supaya tidak hanya mencari kerja, tetapi juga berani membangun usaha sendiri di berbagai bidang yang sesuai dengan skill dan bakat mereka.
"Kalau lo bisa masak.. bikinlah bisnis kuliner.. bisa jahit.. bikinlah bisnis fesyen."|Rahayu (Legislator RI)
Rahayu, meyakini bahwa; kreativitas anak muda Indonesia sangat besar dan hanya butuh diarahkan ke jalur yang produktif.
dunia bisnis menjadi salah satu sektor yang menurutnya sangat potensial di masa depan, apalagi dengan dukungan perkembangan teknologi digital dan media sosial yang bisa digunakan untuk mempromosikan produk atau jasa.
selain soal lapangan kerja, Rahayu, menyoroti, pentingnya literasi keuangan bagi generasi muda.
menyimpan uang dalam bentuk tabungan, dianggapnya tidak cukup.
Rahayu, mendorong anak-anak muda, untuk mulai berinvestasi dan mengelola keuangan secara bijak sejak dini.
"Tabungan memang penting, tapi jangan cuma ditabung,
Cari cara agar uang kalian bisa berkembang."|Rahayu (Legislator RI)
Rahayu, menyinggung bahwa; Industri Konvensional, kini mulai mengalami otomasi, yang artinya; tidak lagi menyerap tenaga kerja sebanyak dulu.
oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk beradaptasi dan mencari peluang di sektor yang lebih fleksibel, seperti; industri kreatif, ekonomi digital, hingga kewirausahaan berbasis komunitas.
Rahayu, berharap, dengan semangat mandiri dan jiwa kewirausahaan, anak muda Indonesia mampu menjadi tulang punggung pembangunan ekonomi Nasional, bukan justru menjadi Beban Negara.
"Berhentilah mengeluh tidak ada kerjaan.. Ciptakan kerjaan untuk dirimu dan orang lain."|Rahayu (Legislator RI)
Pandangan Lain,
Pandangan Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, terlihat benar di permukaan, tetapi mari Kita bedah isi Kepala mbak Rahayu yang sudah mapan (Privilege Ortunya) dan nyaman duduk di Kursi Empuk (Kekuasaan), untuk menemukan sisi gelapnya.
ada satu kalimat dari Wakil Rakyat, yang menjadi tranding topic tahun ini, 'ringan di mulut tapi berat di kepala.'
"Kalau Kreatif.. Jadilah Pengusaha.. dari pada Ngomel; gak ada kerjaan."
Kalimat tersebut, mungkin dimaksudkan sebagai Motivasi, tetapi justru menunjukkan betapa jauhnya jarak antara yang duduk nyaman diatas dan yang sedang berjuang dibawah.
di mata Tan Malaka, ini bukan sekadar ucapan.. ini cermin dari ketidaktahuan struktural.
bukan rakyatnya yang malas, tetapi sistem yang memang tidak pernah dirancang untuk menciptakan Keadilan Sosial dan Ekonomi.
1. Negara gagal ciptakan lapangan kerja, tapi malah menyalahkan rakyatnya,
anak muda hari ini lulus sekolah, kuliah, cari kerja, hasil nihil alias Nol.
Pabrik pindah ke luar negeri, UMKM ditekan tarif Pajak, test CPNS dibatasi usia, perusahaan rekrut pakai jalur 'orang dalam.'
lalu muncul komentar dari Gedung ber-AC: 'Ya udah.. Kenapa gak usaha aja.!'
Komentarnya, seolah bikin usaha itu kayak buka aplikasi.
seolah semua orang tinggal Klik dan langsung dagang.
Padahal kenyataannya, yang punya modal, udah duluan ngisi semua ruang, dari; warung kopi hingga marketplace.
sementara anak muda dibawah, cuman bisa bertahan hidup; ngutang buat beli kuota internet.. Nganggur sambil nunggu panggilan yang gak kunjung datang.
2. Omongan begini, lahir dari kursi yang terlalu nyaman,
Tan Malaka pernah berkata; "Kepentingan Rakyat tidak akan diwakili oleh orang yang tidak hidup seperti rakyat."
Pernyataan tersebut, datang dari Wakil Rakyat, yang gajinya ratusan juta.. Fasilitas-nya ditanggung Negara.. Pensiunnya dijamin Negara sampai mati.
mereka bicara soal kerja keras.. Padahal hidup mereka dijaga Negara.
bicara soal Kreatif.. Padahal Jabatan mereka hasil warisan politik ortunya.. bukan perjuangannya.
anak muda disuruh dagang.. sementara regulasi dan modal.. semua dikuasai segelintir pemain besar, yang dekat dengan penguasa dan lingkaran kekuasaan.
3. Jangan arahkan Beban ke Rakyat, kalau Negara sendiri Loyo.
kalau Tan Malaka hidup hari ini, dia mungkin akan bertanya; "ngapain Rakyat disuruh nyelesaiin masalah yang diciptakan oleh Negara.?"|Balqis Humaira
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Politik, Sosial, Kritik,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Rahayu Saraswati, Balqis Humaira,
| Penerbit: Kupang TIMES