Kementerian ESDM RI Segera TEMUI Gubernur NTT, Bahas Kelanjutan Proyek PLTP di Pulau Flores.?

Edisi: 1.183
Halaman 2
Integritas |Independen |Kredibel

      Potret: KT|Properti

JAKARTA, KUPANG TIMES - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dijadwalkan segera bertemu dengan Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, pekan depan.

Pertemuan tersebut, untuk membahas Kelanjutan Proyek Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Pulau Flores yang sempat mendapat penolakan dari masyarakat.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM RI, Eniya Listiani Dewi, mengatakan, pembahasan tersebut, akan mencakup laporan hasil uji petik di 6 (enam) titik lokasi proyek panas bumi yang telah dilakukan oleh tim teknis.

“Tim sudah ke lapangan, ke enam lokasi, 

laporannya sudah saya terima,

Saya akan bertemu Pak Gubernur, mungkin minggu depan."|Eniya (Dirjen EBTKE), Kamis, (19/06/25).

Flores sebagai Pulau Geothermal Prioritas, 

Pulau Flores telah ditetapkan sebagai kawasan prioritas pengembangan panas bumi melalui SK Menteri ESDM No. 2268 K/30/MEM/2017.

Pulau Flores dikenal memiliki potensi panas bumi yang melimpah dan dinilai mampu menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar diesel.

Namun, pengembangan PLTP di Flores tidak lepas dari tantangan. 

sejumlah masyarakat, organisasi adat, serta lembaga Keagamaan, seperti; Keuskupan Ende menolak proyek ini karena khawatir akan dampak lingkungan dan sosial.

Sejumlah Proyek Sudah Berjalan, 

saat ini, beberapa proyek PLTP di Flores sudah berjalan, seperti; PLTP Mataloko (Ngada), Poco Leok, dan Wae Sano.

Kementerian ESDM juga telah mengutus Direktur Panas Bumi Gigih Udi Atmo untuk berdialog dengan para pemangku kepentingan, termasuk PT Sokoria Geothermal Indonesia, PT PLN, dan PT Daya Mas Geopatra Energi.

dalam kesempatan sebelumnya, Eniya, menjelaskan, pengembangan energi baru terbarukan (EBT) di Flores secara geografis paling memungkinkan hanya dari sumber panas bumi.

"Kami sudah telaah, satu-satunya potensi energi baru terbarukan di Flores adalah panas bumi."|Eniya (Dirjen EBTKE), dalam Konferensi Pers The 11th Indonesia International Geothermal Convention and Exhibition (IIGCE) 2025, Senin, (14/04/25).

Potensi EBT lain, seperti; PLTA tidak cocok karena kondisi geografis Flores yang relatif kering, sementara PLTS membutuhkan lahan luas dan tidak mencukupi kebutuhan beban dasar listrik (baseload power) di Flores.

"satu-satunya anugerah alam di sana adalah panas bumi."|Eniya (Dirjen EBTKE).

Penolakan dan Upaya Pendekatan, 

meski demikian, Eniya mengakui adanya isu negatif terkait proyek panas bumi yang menimbulkan resistensi masyarakat di sejumlah wilayah.

"Terus terang saya sedang di-demo di Flores,

tapi kami sedang berkomunikasi intens dengan Pak Gubernur,

Kebetulan beliau juga sahabat baik Pak Menteri, jadi mudah-mudahan nanti suasana bisa lebih cair."|Eniya (Dirjen EBTKE).

Eniya, mengatakan, Pemerintah berharap koordinasi lintas pemangku kepentingan dapat membuka jalan bagi percepatan pemanfaatan potensi panas bumi sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan di wilayah timur Indonesia.

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Migas, Hukum, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: Kementerian ESDM RI, 

| Penerbit: Kupang TIMES

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®