194 Juta Warga Indonesia MISKIN menurut Bank Dunia, ini Penjelasannya.?

Edisi: 1.181
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel

      Potret: KC|Properti

JAKARTA, KUPANG TIMES - Bank Dunia (World Bank), menjelaskan, tingkat kemiskinan yang lebih tinggi bukan semata-mata terjadi karena kemiskinan di Indonesia yang meningkat, melainkan karena perubahan standar garis kemiskinan.

berdasarkan garis kemiskinan ekstrem internasional yang baru, 5,4% penduduk Indonesia miskin pada 2024, 19,9% miskin menurut garis kemiskinan untuk Negara berpenghasilan menengah ke bawah, dan 68,3% /atau 194,58 Juta Jiwa Penduduk miskin menurut garis kemiskinan untuk Negara berpenghasilan menengah ke atas. 

Garis kemiskinan ekstrem internasional yang baru ditetapkan sebesar USD 3 per-hari /atau setara dengan sekitar IDR 546.400 per-bulan. 

Garis kemiskinan untuk negara berpenghasilan menengah ke bawah ditetapkan sebesar USD 4,20 per-hari /atau sekitar IDR 765.000 per-orang per-bulan dan garis kemiskinan untuk negara berpenghasilan menengah ke atas sebesar USD 8,3 per-hari /atau sekitar IDR 1.512.000 per-orang per-bulan.

“Kemiskinan di Indonesia tidak meningkat, 

angka kemiskinan yang dilaporkan menurut garis kemiskinan untuk negara berpenghasilan menengah ke bawah dan negara berpenghasilan menengah ke atas yang baru lebih tinggi, karena ambang batas untuk dianggap tidak miskin telah meningkat di tingkat global."|sebagaimana tertulis dalam fact sheet bertajuk; “The World Bank’s Updated Global Poverty Lines: Indonesia, Senin, (16/06/25).

di negara-negara berpenghasilan rendah, ambang batas yang lebih tinggi terutama terjadi karena kualitas survei yang tersedia telah meningkat dan beberapa negara telah menyesuaikan garis kemiskinan untuk memanfaatkan data yang lebih akurat.

di negara-negara berpendapatan menengah, garis kemiskinan nasional yang meningkat, menunjukkan bahwa; banyak negara menjadi lebih ambisius dalam menentukan standar hidup minimum yang dapat diterima. 

sebagai akibat dari ambang batas yang lebih tinggi, sebagian besar negara mengalami peningkatan dalam tingkat kemiskinan internasional, seperti halnya Indonesia.

Bank Dunia menilai garis kemiskinan nasional Indonesia tetap menjadi ukuran yang paling relevan untuk diskusi kebijakan khusus negara, sementara ukuran kemiskinan global yang baru dimaksudkan untuk membandingkan Indonesia dengan negara lain. 

Garis kemiskinan resmi Indonesia ditetapkan di tingkat provinsi, terpisah untuk daerah perkotaan dan pedesaan, dan tingkat kemiskinan mencapai 8,57% pada September 2024.

Perkiraan kemiskinan Bank Dunia sengaja dibuat berbeda dari definisi kemiskinan nasional yang digunakan oleh sebagian besar pemerintah. 

Hal ini terjadi karena digunakan untuk tujuan yang berbeda. 

Garis kemiskinan nasional ditetapkan oleh pemerintah dan dikhususkan untuk konteks suatu negara.

Badan Pusat Statistik vs. Bank Dunia, Mana yang Tepat.?

Bank Dunia menilai tidak ada definisi tunggal tentang kemiskinan yang dapat digunakan untuk semua tujuan dan inilah alasan perbedaan garis kemiskinan dan metode perhitungan. 

Namun, untuk hal yang berkaitan tentang kebijakan nasional di Indonesia, garis kemiskinan nasional dan statistik kemiskinan yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) adalah yang paling tepat.

dalam hal ini, garis kemiskinan internasional yang diterbitkan oleh Bank Dunia sesuai untuk pemantauan kemiskinan global dan membandingkan Indonesia dengan negara lain atau standar global.

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Statistik, Ekonomi, Sosial, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: World Bank, 

| Penerbit: Kupang TIMES

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®