Edisi: 1.139
Halaman 6
Integritas |Independen |Kredibel
VATIKAN, KUPANG TIMES - "apa yang terjadi di dalam Kapel Sistina tidak boleh bocor ke luar,
Semua Disumpah, Sangat Rahasia, Jendela Ditutup, Perangkat Pengacau Sinyal Dipasang."
Hari-hari ini, Kapel Sistina bisa jadi ruangan yang paling rahasia dan paling ketat penjagaannya.
dan tidak boleh ada apa pun yang terjadi di dalamnya bocor.
untuk memastikan tidak ada kebocoran informasi, Vatikan menyisir Kapel Sistina dan dua Wisma Tamu Santa Marta untuk memeriksa apakah ada mikrofon /atau alat penyadap yang tersembunyi.
Vatikan juga memasang alat pengacau elektronik untuk memastikan sinyal ponsel dan Wi-Fi tidak masuk atau keluar.
Vatikan tidak main-main untuk urusan isolasi para kardinal selama konklaf.
Apa yang terjadi di Kapel Sistina harus tetap berada di dalam Kapel Sistina saja.
sebelum masuk Kapel Sistina, Rabu, (07/05/25) sore, 133 Kardinal berusia di bawah 80 tahun akan bersumpah di depan Injil untuk merahasiakan semua yang terjadi di dalam Kapel Sistina seumur hidup.
Potret: the Vatican| 133 bola dengan nomor yang sesuai dengan setiap Kardinal Elektor di Kapel Sistina, menjelang Konklaf di Vatikan
Hal yang sama berlaku untuk semua orang yang berada di dalam Vatikan selama pelaksanaan konklaf, seperti; dokter, perawat, petugas kebersihan, pengemudi, juru masak, hingga pekerja di ruang makan para kardinal.
Semua harus bersumpah untuk menjaga ”kerahasiaan mutlak dan abadi” tentang apa pun yang mungkin mereka lihat atau dengar.
di bagian lantai ruangan yang cantik itu, di mana para kardinal akan berkumpul di kapel yang berhiaskan lukisan dinding, karya Michelangelo, sudah dipasang ubin khusus untuk memblokir sinyal dari ponsel /atau perangkat pengacau sinyal.
tidak ada yang tahu persis tempat perangkat tersebut diletakkan.
ada yang menduga perangkat tersebut dipasang di dekat jendela atas kapel yang tingginya sekitar 20,1 meter.
yang jelas, Vatikan sudah mengumumkan akan mematikan sinyal telekomunikasi selama konklaf, kecuali di Lapangan Santo Petrus.
untuk memastikan tidak ada yang menguping /atau diam-diam mencoba mendapatkan gambar /atau informasi, Vatikan menutup jendela-jendela kapel dengan stiker film buram.
Vatikan benar-benar mencoba terpisah dari dunia.
Vatikan mencoba menghindari setiap pengawasan, termasuk kemungkinan di-intai oleh satelit masa kini yang mampu mengambil gambar wajah orang dari luar angkasa.
Selain itu, karena belum ada teknologi yang dapat melihat menembus dinding dengan resolusi tinggi, strategi terbaik melawan spionase di konklaf adalah menutup pintu dan jendela.
Semua upaya itu juga dilakukan untuk memblokir pantauan kamera pengintai pada pesawat tidak berawak.
Saat konklaf terakhir pada tahun 2013, dipasang perangkat khusus untuk meningkatkan keamanan komunikasi dengan melindungi Kapel Sistina dari medan elektromagnetik.
sebelumnya, penggunaan ponsel pertama kali dilarang saat konklaf tahun 2005.
saat ini, tantangan Vatikan semakin berat, karena harus menghadapi teknologi sistem kecerdasan buatan, pesawat tidak berawak, satelit militer, mikrofon mikroskopis, epidemi misinformasi, dan dunia yang terus terhubung serta terinformasi melalui media sosial.
dari seorang sumber, mantan pejabat Vatikan, diketahui Vatikan punya sistem sendiri untuk mendeteksi pesawat tidak berawak dan sering dibantu Italia.
Sewaktu pemakaman Paus Fransiskus, harian Corriere della Sera, menulis, otoritas Italia menyiapkan ”bazoka” anti-pesawat tidak berawak untuk menetralkan pesawat tidak berawak yang nekat berkeliaran di Roma dan melanggar perintah larangan terbang.
Dipingit /atau Diisolasi,
selain menyegel Kapel Sistina dari kemungkinan kebocoran informasi, para kardinal elektor akan ditempatkan di Domus Santa Marta yang berkapasitas 130 kamar.
Tidak ada tamu lain selain kardinal yang tinggal di Santa Marta.
Sebelum ditempati rumah yang selama ini menjadi tempat tinggal mendiang Paus Fransiskus itu sudah disisir bersih.
Pintu utama Domus Santa Marta ditutup dan para kardinal menggunakan pintu samping di sebelah kiri untuk mengaksesnya.
Ada dua tim keamanan utama yang menjaga Vatikan, yakni Garda Swiss dan Korps Gendarmerie Negara Kota Vatikan.
Polisi Vatikan dan Garda Swiss berpakaian sipil akan mengawal bus-bus yang akan membawa kardinal ulang alik dari Domus Santa Marta dan Kapel Sistina.
Jika mau, setiap kardinal diperbolehkan berjalan kaki dari wisma menuju kapel dengan lewat di bagian belakang Basilika Santo Petrus.
Jika mereka hendak jalan-jalan di taman /atau merokok di luar ruangan, tidak ada seorang pun yang boleh mendekati mereka.
Apalagi berkomunikasi, kirim surat, tulisan, bahkan baca surat kabar.
Saling komunikasi antar Kardinal untuk membahas siapa paus yang dipilih juga tidak diperbolehkan.
Saat memasuki konklaf, setiap orang wajib menyerahkan perangkat elektroniknya, termasuk ponsel, tablet, dan jam tangan pintar.
Hanya akan disediakan walkie-talkie untuk kondisi-kondisi darurat, seperti; membutuhkan tenaga medis /atau memberitahukan bahwa paus yang baru sudah terpilih.
pada tahun 1996, Paus Yohanes Paulus II menetapkan aturan yang melarang penggunaan peralatan elektronik, radio, surat kabar, TV, dan alat perekam.
aturan tersebut juga meminta Camerlengo, kepala sementara Gereja, memastikan tidak ada peralatan audiovisual yang diam-diam dipasang untuk merekam dan mentransmisikan informasi ke luar.
”tidak ada televisi, koran /atau radio di wisma tamu selama konklaf,
anda bahkan tidak dapat membuka jendela karena banyak kamar yang jendelanya menghadapi ke dunia luar.”|Monsignor Paolo de Nicolo, yang menjadi kepala rumah tangga Kepausan selama 30 tahun.
Untuk memastikan semua taat pada aturan tersebut, Vatikan punya polisi sendiri untuk menegakkan aturan.
Jika melanggar aturan, pelanggar langsung dikucilkan oleh Takhta Suci.
Upaya mencegah kebocoran tersebut, penting bagi Vatikan, karena meski sudah disumpah dan pengamanan diperketat, bukan berarti informasi tidak mungkin bocor.
dulu pernah ada yang bocor, tepatnya, pada tahun 2005, seorang Kardinal Jerman membocorkan pemilihan Joseph Ratzinger sebagai paus kepada media Jerman sehingga mereka dapat melaporkannya sebelum ada pernyataan ”Habemus papam” (kita memiliki seorang paus).
Mendiang Paus Fransiskus juga pernah melanggar aturan kerahasiaan konklaf melalui bukunya yang diterbitkan tahun lalu.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Hukum, Religius,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: Reuters, AFP, AP,
| Penerbit: Kupang TIMES