Edisi: 1.134
Halaman 1
Integritas |Independen |Kredibel
JAKARTA, KUPANG TIMES - "masalah sampah di Indonesia bukan hanya soal fasilitas pengelolaan yang terbatas, dan aksi bersih-bersih, tetapi ini soal kebiasaan yang terbentuk dari perilaku masyarakat sehari-hari."|Ben (Jurnalis Lingkungan)
itulah pandangan Benedict Wermter, Jurnalis Lingkungan asal Jerman, yang dikenal sebagai Bule Sampah (@bule_sampah).
dalam acara 'Asri Menyapa,' episode 'Pilah-Pilih Sampah' yang diadakan di SMAN 78, Rabu, (30/04/25) lalu, Ben, mengatakan bahwa; upaya menjadikan Indonesia Bersih dari Sampah harus dimulai dari Diri Sendiri.
"Nol Sampah, itu hampir nggak mungkin, karena setiap aktivitas kita akan menghasilkan limbah,
tapi, lingkungan yang bersih, itu mungkin, kalau kita bijak mengelola sampah."|Ben (Jurnalis Lingkungan)
Kepedulian Ben terhadap isu sampah di Indonesia bermula dari rasa iba saat melihat keindahan alam Indonesia yang tercemar oleh limbah.
Ben, mengatakan, negara kepulauan ini, memiliki potensi luar biasa dari segi lingkungan.
namun, tercemari oleh kebiasaan masyarakat yang belum sadar akan pentingnya pengelolaan sampah.
Ben, mengatakan, dirinya ingin mengambil peran dalam membantu Indonesia bisa kembali bersih.
Ben, menegaskan kata 'kembali' sebab Indonesia, dari sejarah yang dipelajarinya adalah negara yang bersih.
"Indonesia 50 tahun lalu adalah negara yang bersih, belum banyak konsumsi produk sekali pakai, dan orang-orangnya masih terbiasa menggunakan barang yang awet /atau bisa dipakai ulang."|Ben (Jurnalis Lingkungan), dalam sesi diskusi bersama Pokjar Peduli Lingkungan dalam acara 'Asri Menyapa.'
Ben, mengatakan, selama ini, dirinya mencoba mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab.
PERTAMA • lewat akun Instagram @bule_sampah, Ben, membuat konten-konten edukatif dalam bahasa Indonesia, agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat lokal.
Kontennya ringan, aplikatif, dan kerap mengundang interaksi dari para pengikutnya.
KEDUA • dengan pendekatan berbasis teknologi, Ben, mengembangkan SampApp—sebuah aplikasi permainan edukatif yang mengenalkan jenis-jenis sampah (organik, non-organik, dan B3), serta bagaimana cara memilah dan mendaur ulangnya.
Aplikasi tersebut, dibuat untuk anak-anak, agar sejak dini anak-anak terbiasa dengan pola pikir ramah lingkungan.
KETIGA • melalui kampanye bernama Sampassador, Ben mengajak masyarakat untuk mempraktikkan langsung kebiasaan minim sampah dalam kehidupan sehari-hari.
misalnya; membawa botol minum sendiri, tidak menggunakan plastik sekali pakai, atau memisahkan sampah di rumah.
Namun, Ben mengakui tantangan terbesarnya adalah mengubah pola pikir.
"Kesadaran masyarakat masih rendah, dan Pemerintah juga belum menjadikan Isu Sampah sebagai Prioritas Utama."|Ben (Jurnalis Lingkungan)
Meski begitu, Ben melihat adanya harapan.
Karena, banyak pengikutnya yang mengirim pesan dan bercerita tentang perubahan kecil yang mereka lakukan setelah mengikuti kontennya.
"dampak dari edukasi memang tidak secepat aksi bersih-bersih,
hasilnya tidak langsung terlihat, tapi lebih berkelanjutan."|Ben (Jurnalis Lingkungan)
Ben, mengatakan, untuk membuat Indonesia kembali bersih, tidak bisa bergantung pada segelintir orang yang mengambil langkah besar untuk perubahan.
"Kalau cuma segelintir orang yang gerak, nggak cukup,
Indonesia kembali bersih, hanya bisa tercapai, kalau tiap individu sadar dan ambil peran dari aktivitasnya sendiri,
mulai dari hal kecil, tapi konsisten."|Ben (Jurnalis Lingkungan)
cukup tahu • Data dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan, Indonesia menghasilkan sekitar 69,7 Juta Ton Sampah per-tahun.
dari data tersebut, sebanyak 11,3 Juta Ton Sampah, tidak terkelola dengan baik.
BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.
• Informasi Artikel:
| Konteks: Lingkungan, Sosial,
| Penulis: W.J.B
| Sumber: @bule_sampah, BRIN, SMAN 78 Jakarta,
| Penerbit: Kupang TIMES