Edisi: 00124
Halaman 1
KUPANG TIMES - Klub Raksasa La Liga (Liga Spanyol), FC Barcelona membuat kejutan besar di bursa transfer musim panas ini, dengan membeli dan mendatangkan pemain berlabel bintang, meski klub memiliki hutang yang selangit.
Aktivitas di bursa transfer musim panas ini, Klub yang biasa di kenal dengan sebutan Blaugrana, sukses mendapatkan perhatian dari pengamat sepak bola dan pengamat ekonomi olahraga, se-antero dunia.
Yang mana Barcelona terlihat, tidak terlalu kuatir dengan situasi di atas, dan Barcelona menjadi Klub yang paling aktif di bursa transfer musim panas ini, dengan sukses mendatangkan pemain bintang, seperti; Franck Kessie (AC Milan), Andreas Christensen (Chelsea), Raphinha (Leeds United), dan Robert Lewandowski (Bayern Munich). Dua nama terakhir memiliki nilai transfer yang cukup mahal.
Foto: Raphinha, Kessie, Lewa & ChristensenUntuk Raphinha dan Robert Lewandowski, Blaugrana harus mengeluarkan dana sebesar EUR 110 Juta, atau setara IDR 1,6 Triliun, sedangkan dua pemain lainnya, datang dengan status bebas transfer.
Namun Barcelona, belum bisa mendaftarkan pemain barunya ke Pihak Otoritas La Liga, Musim 2022-2023, karena Barcelona di beri waktu untuk membenahi sistem dan status keuangan klub yang belum stabil, hingga 31 Agustus 2022, oleh Pihak Otoritas La Liga.
Seperti di ketahui bersama, saat ini Barcelona sedang menjalani masa salary cap, dan aturan salary cap ini, yang mendera Barcelona, karena pemasukan dan pengeluaran tidak stabil, ibarat pepatah; "lebih besar pasak dari pada tiang."
Dan menjadi pertanyaan besar, kok bisa Barcelona beli pemain bintang dengan harga yang mahal, di saat kondisi keuangan klub tidak stabil.?
Jawabannya adalah, Joan Laporta, sang Presiden Klub, Joan membuat langkah-langkah cerdik dan cerdas di tengah situasi keuangan klub yang tidak stabil.!
Joan punya peran besar dan penting dalam bursa transfer Barcelona, pada musim panas ini.
Dalam Pikiran Joan hanya satu; "Barcelona harus Berprestasi."
Tanpa prestasi hutang tidak bisa di bayar, oleh karena itu, pembelian pemain berkualitas dan berlabel bintang, harus di wujudkan oleh Joan.
Strategi Pertama, yang di pakai Joan, dalam bursa transfer, adalah cicilan.
Hal yang biasa terjadi di Eropa, klub mencicil biaya transfer pemain.
Strategi Ke-dua, Joan melepas sejumlah Pemain Bintang, yang memiliki gaji tinggi, seperti; Philippe Coutinho, Francisco Trincao, Rey Manaj, Moussa Wague, Clement Lenglet, dan Dani Alves.
Dan strategi Ke-dua, saat ini di pakai Joan untuk melepas Frenkie de Jong ke Manchester United.
Jika transfer itu terwujud, total pemasukan dari penjualan pemain tersebut, mencapai IDR 1,5 Triliun.
Strategi Ke-tiga, Joan menjual nama stadion, "Camp Nou," ke Spotify, dalam bentuk kerja sama berupa sponsor utama klub dan hak penamaan Stadion, dari Camp Nou jadi Spotify Camp Nou, dana segar sebesar GBP 70 Juta, langsung di kirim ke rekening klub.
Strategi Ke-empat, Joan menjual 25% Hak Siar.
Menariknya pemasukan dari hasil penjualan hak siar tersebut, tidak masuk ke rekening klub, melainkan di lepas kembali untuk menjadi sumber pemasukan lain yang lebih besar.
Strategi Ke-lima, Joan melepas aset Persentase Merchandise, sebesar 49,9% dalam kurun waktu tertentu.
Tujuannya adalah mendapatkan dana di awal yang cukup besar untuk menutupi kekurangan, keuangan klub.
Strategi Ke-enam, Joan mengajukan pinjaman ke Firma asal Amerika Serikat, "Sixth Street."
Berdasarkan laporan media ternama Spanyol, Marca, Barcelona mendapat suntikan dana EUR 170 Juta.
Hutang tersebut akan di cicil, selama 25 tahun.
Untuk di ketahui - Cara Laporta mendapatkan pinjaman besar, di tengah Krisis Keuangan Klub, adalah dengan Penawaran Pembayaran berdasarkan Persentase Keuntungan dan bukan dengan skema suku bunga seperti banyak di lakukan dalam rumus utang piutang.
Dengan memakai Ke-enam strategi di atas, Barcelona di pastikan tidak akan bangkrut dalam satu hingga dua tahun ke depan.
Karena itu Prestasi menjadi keharusan.
Saat ini, Joan menjadi juru selamat sementara Barcelona.
Joan Laporta, terlihat sangat detail dalam membuat Perencanaan Keuangan Klub secara terstruktur dan tersistematis.
Karena jika tidak terencana secara baik, ancaman Kebangkrutan akan menghampiri Barcelona.
(W.J.B)