Edisi: 00117
Halaman 1
Foto: Phillipus Andreas Moruk, Pelaku UsahaKABUPATEN BELU, KUPANG TIMES - Phillipus Andreas Moruk, Petani Kebun, asal Desa Fatulotu, Kecamatan Lasiolat, Kabupaten Belu, sukses menanam dan mengembangkan 6.000 Pohon Salak, di Perkebunan Salak miliknya.
Perkebunan Salak, milik Andreas, sudah berbuah, dan telah di panen, dan di pasarkan, dengan pendapatan, mencapai jutaan rupiah, setiap bulannya.
Kesuksesan, Andreas dalam mengembangkan bisnis Perkebunan Salak-nya, di mulai pada tahun 1988, dengan menanam 25 bibit Pohon Salak, yang di peroleh-nya dari Pemerintah Desa Fatulotu.
Andreas melakukan penanaman bibit Pohon Salak, sesuai dengan arahan para petani lokal, tanpa mengikuti petunjuk atau tata cara melakukan penanaman bibit pohon Salak yang tepat dan benar.
Alhasil, Pohon Salak-pun tumbuh subur, tapi tidak menghasilkan buah, dan kejadian ini terus berlanjut, dari tahun ke tahun.
Kejadian di atas, membuat Petani dan Pemilik Perkebunan Salak, Andreas kecewa dan sedih.
Andreas pun memutuskan untuk pergi ke Pulau Kalimantan.
Setibanya di Pulau Kalimantan, Andreas bekerja di Perusahaan Perkebunan Salak, dan di sanalah Andreas mulai belajar, cara mengembangkan Pohon Salak, agar bisa berbuah.
Tiga bulan bekerja, Andreas mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan pohon salak, agar bisa berbuah.
Setelah belajar dan peroleh pengetahuan dan pengalaman dalam mengembangkan Pohon Salak agar bisa berbuah, Andreas memutuskan untuk berhenti bekerja di Perusahaan Perkebunan Salak, di Pulau Kalimantan, dan kembali ke kampung halamannya, untuk mengembangkan usaha Perkebunan Salak miliknya, yang sempat di tinggalkan-nya.
Andreas sangat yakin, dengan pengetahuan dan pengalaman yang di peroleh-nya, selama bekerja di Perusahaan Perkebunan Salak, Pulau Kalimantan.
Di dukung kualitas tanah di Desa Fatulotu, yang sama dengan kualitas tanah Pulau Kalimantan, Andreas yakin, tanah tersebut bisa untuk melakukan penanaman dan pengembangan Pohon Salak.
Dengan modal pengetahuan dan pengalaman yang di miliki, Andreas menggarap lahan perkebunan, seluas lima hektare secara bertahap.
Setiap hari Andreas menanam bibit Pohon Salak dan merawatnya, sama dengan yang di kerjakan-nya, saat masih bekerja di Perusahaan Perkebunan Salak, Pulau Kalimantan.
Beberapa tahun kemudian, bibit Pohon Salak yang di tanam dan di rawat oleh Andreas, bertumbuh subur dan menghasilkan buah.
Saat ini, Perkebunan Salak milik Andreas, sudah berbuah dan sudah di panen dan pasarkan di Kota Atambua dan sekitarnya, dengan harga IDR 40 ribu per-Kilogram.
"Panen buah Salak tidak secara keseluruhan, karena tergantung proses kawin, enam bulan setelah kawin baru bisa di panen buahnya,"|Phillipus Andreas Moruk (Pelaku Usaha Perkebunan Salak, Kab. Belu)
"Usia panen buah Salak setiap enam bulan, tapi tidak terasa, karena tiap dua hari kasih kawin, tidak butuh waktu lama untuk panen lagi,"|Phillipus Andreas Moruk (Pelaku Usaha Perkebunan Salak, Kab. Belu)
Perawatan dan Pengembangan Pohon Salak, berbeda dengan tanaman pohon buah lainnya.
Petani harus merayap, saat membersihkan duri yang terdapat pada ranting Pohon Salak, sehingga saat panen, petani terhindar dari tusukan duri yang terdapat di ranting Pohon Salak.
Untuk di ketahui - Hasil Perkebunan Salak milik Andreas, fokus untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, hasil Perkebunan Salak-nya juga membantu membiayai pendidikan dua orang adiknya hingga selesai studi di perguruan tinggi.
Sampai dengan saat ini, Andreas belum bisa mengembangkan usaha Perkebunan Salak-nya ke luar daerah, karena kekurangan modal usaha.
Dan Selama ini, Andreas hanya menjual hasil Usaha Perkebunan Salak-nya di sekitaran tempat tinggalnya dan di Kota Atambua dan sekitarnya.
Meski demikian, banyak pedagang buah atau masyarakat lokal yang datang beli, langsung di perkebunan Salak miliknya.
"APRESIASI buat Pak Phillipus Andreas Moruk, dengan Modal Pengetahuan dan Pengalamannya di dunia Perkebunan, bisa mengembangkan usaha Perkebunan Salak-nya dan bisa membiayai hidup rumah tangga dan pendidikan kedua adiknya, hingga selesai studi di Perguruan Tinggi."
HARAPAN: Semoga Usaha Perkebunan Salak, milik Pak Andreas bisa di dukung oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belu yaa.
(W.J.B)