Kodak, Raksasa Fotografi Bernilai USD 31 Miliar BANGKRUT Karena Satu Keputusan Fatal.?

Edisi: 1037
Halaman 2
Integritas |Independen |Kredibel

       Potret: Pinterest|Properti

KUPANG TIMES - pada akhir abad Ke-20, Kodak adalah nama yang sangat dikenal di dunia fotografi, baik oleh fotografer amatir maupun profesional.

dikenal sebagai pemimpin dalam industri kamera film, perusahaan tersebut, pernah menjadi raksasa bernilai USD 31 miliar, karena tingginya permintaan kamera film, terutama di Amerika Serikat.

Namun, meskipun pernah berada di puncak kejayaannya, Kodak kini dianggap sebagai bayangan dari perusahaan besar yang dulu mereka kenal.

Mengapa Kodak Gagal Beradaptasi.?

Pada tahun 2012 lalu, Kodak mengajukan kebangkrutan, dan meskipun perusahaan tersebut masih beroperasi hingga kini, banyak yang berpendapat bahwa mereka; adalah bayangan dari kejayaan masa lalu mereka.

dikutip dari unilad.com, banyak yang beranggapan bahwa; kejatuhan Kodak disebabkan oleh kegagalannya beradaptasi dengan perubahan industri yang pesat.

namun, kenyataannya, kesalahan utama perusahaan tersebut jauh lebih besar dan terkait dengan keputusan yang diambil pada tahun 1975 silam. 

pada tahun tersebut, seorang insinyur Kodak bernama, Steve Sasson menemukan sesuatu yang revolusioner, yakni; Kamera Digital. 

Teknologi Kamera tanpa roll film tersebut, dianggap sebagai inovasi yang sangat potensial pada masanya.

Sasson menyadari bahwa; temuannya bisa mengubah dunia fotografi dan dengan segera memperkenalkannya kepada para petinggi perusahaan. 

Namun, alih-alih menyambut penemuan ini, Kodak justru memilih untuk menekan Sasson dan mengabaikan penemuan-nya. 

Kodak bahkan meminta Sasson untuk menyembunyikan penemuannya dan tidak membicarakannya terlalu terbuka dipublik. 

Keputusan Berisiko 'Mengabaikan Inovasi Digital.'

pada saat itu, keputusan Kodak untuk tidak mengeksplorasi lebih jauh teknologi kamera digital bisa dibilang adalah keputusan yang sangat menguntungkan secara finansial.

Penjualan roll film yang terpisah dari kamera adalah sumber pendapatan yang sangat menguntungkan bagi perusahaan, dan mereka khawatir bahwa pengenalan kamera digital akan merusak penjualan film mereka.

meskipun begitu, pada saat itu keputusan tersebut, memang terlihat menguntungkan karena perusahaan masih meraup untung besar dari penjualan film dan kamera tradisional.

Namun, dalam jangka panjang, keputusan untuk tidak mengembangkan dan memasarkan kamera digital akhirnya menjadi salah satu kesalahan terbesar dalam sejarah perusahaan ini.

meski Kodak terus menikmati keberhasilan selama beberapa tahun setelah itu, mereka gagal melihat perubahan besar yang terjadi dalam dunia teknologi dan bagaimana digitalisasi akan mengubah segalanya.

Kodak di Puncak Kejayaannya, 

Pada tahun 1996, Kodak mencapai puncak kejayaannya dengan nilai perusahaan mencapai USD 31 Miliar. 

pada saat itu, meskipun persaingan semakin ketat, Kodak masih menjadi pemain utama dalam industri kamera.

Namun, meski begitu, perusahaan ini masih sangat bergantung pada penjualan roll film dan kamera film, sementara dunia fotografi mulai beralih ke era digital.

Krisis dan Kejatuhan 'Tidak Bergerak Saat Saatnya Tiba.'

Ketika teknologi kamera digital berkembang dan akhirnya menjadi alternatif yang lebih praktis dan efisien dibandingkan dengan kamera film, hampir semua perusahaan kamera lainnya mulai beradaptasi dengan perubahan zaman.

Namun, Kodak tetap bertahan dengan teknologi lama dan film mereka, yang pada akhirnya membuat perusahaan ini tertinggal. 

di tengah booming-nya kamera digital pada awal 2000-an, Kodak justru mulai kesulitan dan menghadapi penurunan tajam dalam penjualannya.

pada akhirnya, keputusan untuk mengabaikan potensi besar kamera digital menyebabkan Kodak terperangkap dalam masa lalu, sementara kompetitor mereka berkembang pesat dengan teknologi baru.

Keputusan tersebut, akhirnya mengarah pada kebangkrutan mereka pada tahun 2012, sebuah keputusan yang seharusnya dapat dihindari jika mereka lebih terbuka terhadap perubahan.

Era Digital dan Kodak 'Sebuah Relik dari Masa Lalu.'

Kini, kamera digital dan ponsel pintar adalah alat utama untuk mengambil foto, sementara kamera film yang dulu sangat populer kini hanya digunakan oleh fotografer yang menghargai estetika klasik /atau penggemar nostalgia abad ke-20.

Kodak, yang dulu dikenal sebagai pemimpin di dunia fotografi, kini hanya menjadi bagian dari sejarah, dikenang sebagai contoh perusahaan besar yang gagal beradaptasi dengan perubahan teknologi yang cepat.

BERSUARA KERAS untuk Demokrasi dan Keadilan dan Kejujuran.

Informasi Artikel:

| Konteks: Teknologi, Sejarah, 

| Penulis: W.J.B

| Sumber: unilad.com, 

| Penerbit: Kupang TIMES 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.

Top Post Ad

Below Post Ad

Copyright © 2022 The Kupang Times Newsroom.com ™ Design By The Kupang Times Newsroom.com ®